Akbarpost//Impetigo adalah penyakit kulit menular yang biasanya menyerang anak-anak dimana terjadi suatu infeksi/peradangan pada kulit yang terutama disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes, yang dikenal dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS). Kadang-kadang disebabkan oleh bakteri lain seperti Staphylococcus aureus pada isolasi lesi impetigo. Impetigo mengenai kulit bagian atas (epidermis superficial).
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit, yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat. Penyakit ini bisa menular karena kontak secara langsung antara kulit dengan kulit atau dengan barang-barang perantara, seperti handuk, baju, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi bakteri.
Impetigo lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Tingginya interaksi fisik dengan teman-teman sebaya di lingkungan sekolah atau taman bermain membuat anak-anak lebih sering menjadi korban impetigo.
Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi dua, yaitu: Impetigo bulosa, ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Kemunculan impetigo bulosa biasanya juga disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Impetigo nonbulosa, ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo nonbulosa lebih menular dibandingkan dengan impetigo bulosa.
Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi. Gejala itu biasanya baru terlihat setelah 4-10 hari sejak terpapar bakteri. Impetigo nonbulosa lebih sering ditemukan dibanding impetigo bulosa. Untuk mencegah penyebaran infeksi, disarankan agar tidak menyentuh area kulit yang terinfeksi.
Infeksi impetigo bulosa biasanya muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau lengan dan tungkai. Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut dan hidung, tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari, handuk, atau baju yang telah terpapar bakteri.
Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo bulosa: Kulit melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit dan membuat kulit di sekitarnya gatal. Kulit yang melepuh, dalam waktu singkat dapat menyebar kemudian pecah dalam beberapa hari. Pecahan kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning. Setelah sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali.
Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo nonbulosa: Munculnya bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun gatal.
Bercak bisa menyebar dengan cepat ketika disentuh atau digaruk, kemudian berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.
Setelah kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa adalah bekas berwarna kemerahan.
Bekas berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.
Penyebab utama impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita. Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penularan impetigo di antaranya: Melakukan aktivitas yang rentan terjadi kontak kulit, misalnya olahraga bela diri, bola basket, atau sepak bola. Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah menular di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya tinggi. Usia kanak-anak. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak berusia 2-5 tahun, dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.
Suhu lembap dan hangat.
Bakteri penyebab impetigo lebih mudah berkembang biak pada tempat yang lembap dan hangat.
Lemahnya sistem kekebalan tubu Sistem kekebalan tubuh yang lemah akan membuat seseorang mudah terinfeksi bakteri. Menderita diabetes. Luka yang dimiliki penderita diabetes akan memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi kulit. Memiliki luka terbuka pada kulit. Kuman penyebab impetigo dapat masuk melalui luka kecil pada permukaan kulit, seperti luka gigitan serangga atau ruam kulit.
Diagnosis Impetigo
Untuk memastikan diagnosa impetigo, dokter hanya akan melihat tanda-tanda yang tampak di kulit yang terinfeksi. Tes laboratorium biasanya hanya dilakukan jika gejala impetigo terus memburuk walau telah diberikan obat guna mengetahui apakah bakteri telah resisten terhadap antibiotik. Selain itu, tes laboratorium juga bisa dilakukan apabila dokter mencurigai adanya diagnosa lain yang memberikan gambaran lesi kulit yang serupa, misalnya herpes.
Pengobatan Impetigo
Sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu sampai tiga minggu tanpa diobati. Jika diperlukan, impetigo bisa diobati dengan menggunakan antibiotik, baik antibiotik oles maupun antibiotik minum.
Antibiotik oles digunakan jika infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke mana-mana. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani dengan antibiotik oles, kondisinya semakin parah, dan menyebar ke bagian lainnya.
Biasanya efek samping penggunaan antibiotik oles terjadi di sekitar area kulit yang diolesi, contohnya adalah rasa gatal, kulit menjadi berwarna kemerahan, dan iritasi. Sedangkan efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik minum adalah diare, mual, dan muntah.
Jika pengobatan dengan antibiotik tidak berpengaruh, dokter akan melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya infeksi penyakit lain selain impetigo. Pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kerap kambuh.
Biasanya impetigo kambuh karena masih ada bakteri yang bersarang di area tertentu, seperti hidung, sehingga mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami luka. Jika terbukti benar, maka bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung.
Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo dapat menyebabkan komplikasi meliputi: Selulitis, infeksi bakteri yang terjadi di lapisan kulit dalam. Glomerulonefritis, infeksi di pembuluh darah kecil di ginjal. Septikemia, infeksi bakteri yang terjadi di dalam darah. Psoriasis gutata, kondisi ini sering muncul setelah terjadi infeksi kulit. Demam Scarlet, demam langka yang disertai ruam merah di seluruh tubuh. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS), infeksi kulit yang membuat kulit terlihat melepuh seperti tersiram air panas. Penyakit ektima, terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen.
Penularan impetigo bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya: Hindari sentuhan fisik dengan penderita. Sentuhan fisik secara langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan. Selalu menjaga kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulitakan mengurangi risiko penularan impetigo, terutama padakulit yang memiliki luka terbuka, misalnya akibat teriris benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, seperti eksim. Membersihkan barang-barang. Setelah digunakan, ada baiknya barang-barang dicuci sampai bersih agar bakteri mati. Hal ini bisa mengurangi risiko penularan penyakit impetigo.
Jangan menyentuh luka. Hindari kontak dengan luka atau koreng akibat impetigo, apalagi dengan menggaruk, untuk menghindari penyebaran bakteri melalui tangan. Beristirahat. Jangan melakukan kegiatan seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah sampai infeksi benar-benar pulih. Perbanyak istirahat agar infeksi cepat hilang. Mencuci tangan. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setelah selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup luka impetigo dengan perban kasa. Menghindari tempat umum. Hindarilah tempat-tempat umum yang rawan penularan bakteri selama terjangkit impetigo atau setidaknya dua hari setelah pengobatan dimulai.
Walaupun sebagian besar disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka, namun impetigo dapat terjadi pada kulit yang sehat. Impetigo merupakan infeksi kulit yang mudah sekali menyebar, baik dalam keluarga, tempat penitipan atau sekolah. Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Di Inggris kejadian impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun.
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit, yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat. Penyakit ini bisa menular karena kontak secara langsung antara kulit dengan kulit atau dengan barang-barang perantara, seperti handuk, baju, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi bakteri.
Impetigo lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Tingginya interaksi fisik dengan teman-teman sebaya di lingkungan sekolah atau taman bermain membuat anak-anak lebih sering menjadi korban impetigo.
Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi dua, yaitu: Impetigo bulosa, ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Kemunculan impetigo bulosa biasanya juga disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Impetigo nonbulosa, ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo nonbulosa lebih menular dibandingkan dengan impetigo bulosa.
Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi. Gejala itu biasanya baru terlihat setelah 4-10 hari sejak terpapar bakteri. Impetigo nonbulosa lebih sering ditemukan dibanding impetigo bulosa. Untuk mencegah penyebaran infeksi, disarankan agar tidak menyentuh area kulit yang terinfeksi.
Infeksi impetigo bulosa biasanya muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau lengan dan tungkai. Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut dan hidung, tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari, handuk, atau baju yang telah terpapar bakteri.
Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo bulosa: Kulit melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit dan membuat kulit di sekitarnya gatal. Kulit yang melepuh, dalam waktu singkat dapat menyebar kemudian pecah dalam beberapa hari. Pecahan kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning. Setelah sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali.
Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo nonbulosa: Munculnya bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun gatal.
Bercak bisa menyebar dengan cepat ketika disentuh atau digaruk, kemudian berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.
Setelah kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa adalah bekas berwarna kemerahan.
Bekas berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.
Penyebab utama impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita. Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penularan impetigo di antaranya: Melakukan aktivitas yang rentan terjadi kontak kulit, misalnya olahraga bela diri, bola basket, atau sepak bola. Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah menular di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya tinggi. Usia kanak-anak. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak berusia 2-5 tahun, dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.
Suhu lembap dan hangat.
Bakteri penyebab impetigo lebih mudah berkembang biak pada tempat yang lembap dan hangat.
Lemahnya sistem kekebalan tubu Sistem kekebalan tubuh yang lemah akan membuat seseorang mudah terinfeksi bakteri. Menderita diabetes. Luka yang dimiliki penderita diabetes akan memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi kulit. Memiliki luka terbuka pada kulit. Kuman penyebab impetigo dapat masuk melalui luka kecil pada permukaan kulit, seperti luka gigitan serangga atau ruam kulit.
Diagnosis Impetigo
Untuk memastikan diagnosa impetigo, dokter hanya akan melihat tanda-tanda yang tampak di kulit yang terinfeksi. Tes laboratorium biasanya hanya dilakukan jika gejala impetigo terus memburuk walau telah diberikan obat guna mengetahui apakah bakteri telah resisten terhadap antibiotik. Selain itu, tes laboratorium juga bisa dilakukan apabila dokter mencurigai adanya diagnosa lain yang memberikan gambaran lesi kulit yang serupa, misalnya herpes.
Pengobatan Impetigo
Sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu sampai tiga minggu tanpa diobati. Jika diperlukan, impetigo bisa diobati dengan menggunakan antibiotik, baik antibiotik oles maupun antibiotik minum.
Antibiotik oles digunakan jika infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke mana-mana. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani dengan antibiotik oles, kondisinya semakin parah, dan menyebar ke bagian lainnya.
Biasanya efek samping penggunaan antibiotik oles terjadi di sekitar area kulit yang diolesi, contohnya adalah rasa gatal, kulit menjadi berwarna kemerahan, dan iritasi. Sedangkan efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik minum adalah diare, mual, dan muntah.
Jika pengobatan dengan antibiotik tidak berpengaruh, dokter akan melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya infeksi penyakit lain selain impetigo. Pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kerap kambuh.
Biasanya impetigo kambuh karena masih ada bakteri yang bersarang di area tertentu, seperti hidung, sehingga mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami luka. Jika terbukti benar, maka bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung.
Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo dapat menyebabkan komplikasi meliputi: Selulitis, infeksi bakteri yang terjadi di lapisan kulit dalam. Glomerulonefritis, infeksi di pembuluh darah kecil di ginjal. Septikemia, infeksi bakteri yang terjadi di dalam darah. Psoriasis gutata, kondisi ini sering muncul setelah terjadi infeksi kulit. Demam Scarlet, demam langka yang disertai ruam merah di seluruh tubuh. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS), infeksi kulit yang membuat kulit terlihat melepuh seperti tersiram air panas. Penyakit ektima, terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen.
Penularan impetigo bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya: Hindari sentuhan fisik dengan penderita. Sentuhan fisik secara langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan. Selalu menjaga kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulitakan mengurangi risiko penularan impetigo, terutama padakulit yang memiliki luka terbuka, misalnya akibat teriris benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, seperti eksim. Membersihkan barang-barang. Setelah digunakan, ada baiknya barang-barang dicuci sampai bersih agar bakteri mati. Hal ini bisa mengurangi risiko penularan penyakit impetigo.
Jangan menyentuh luka. Hindari kontak dengan luka atau koreng akibat impetigo, apalagi dengan menggaruk, untuk menghindari penyebaran bakteri melalui tangan. Beristirahat. Jangan melakukan kegiatan seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah sampai infeksi benar-benar pulih. Perbanyak istirahat agar infeksi cepat hilang. Mencuci tangan. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setelah selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup luka impetigo dengan perban kasa. Menghindari tempat umum. Hindarilah tempat-tempat umum yang rawan penularan bakteri selama terjangkit impetigo atau setidaknya dua hari setelah pengobatan dimulai.
Walaupun sebagian besar disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka, namun impetigo dapat terjadi pada kulit yang sehat. Impetigo merupakan infeksi kulit yang mudah sekali menyebar, baik dalam keluarga, tempat penitipan atau sekolah. Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Di Inggris kejadian impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun.
Posting Komentar