Health Akbar Post
Akbarpost/Era globalisasi membawa dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut juga menyebabkan kemajuan yang pesat di bidang industri, baik yang berkaitan dengan aspek produksi pangan, sandang, papan, transportasi, serta bidang-bidang lainnya. Salah satu perkembangan dibidang produksi pangan adalah banyaknya industri makanan dan minuman instan baik skala besar maupun skala kecil, keberadaan makanan instan dan minuman instan yang melimpah di pasaran dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat terutama pada kalangan remaja (Awalin, 2014)

Di Indonesia, proporsi penduduk berumur ≥ 10 tahun memiliki perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol dan makanan gorengan sebesar 40,7%, konsumsi makanan asin sebesar 26,2% dan konsumsi makanan manis sebesar 53,1%. Selanjutnya persentase perilaku kurang konsumsi sayur dan buah sebesar 93,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki kualitas hidup yang baik. Untuk meningkatkan kualitas hidup remaja masa kini, banyak faktor yang harus diperhatikan, antara lain gizi dan kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi dan lain-lain. Faktor gizi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna mempertahankan kesehatan. Pada masa remaja, tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik maupun psikis. Remaja memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah. Mereka harus mendapatkan identitas diri yang positif agar dapat berkembang sebagai dewasa muda yang sehat dan produktif (Depkes, 2003).

Pada masa remaja tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik maupun psikis. Remaja memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah. Mereka harus mendapatkan identitas diri yang positif agar dapat berkembang sebagai dewasa muda yang sehat dan produktif. Dalam masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Pertumbuhan cepat, perubahan emosional, dan perubahan sosial merupakan ciri yang spesifik pada usia remaja. (suhardjo, 2003).

Menurut Depkes RI tahun 2009 kategori remaja mulai dari usia 12-16 tahun remaja awal, sedangkan remaja akhir 17-25 tahun, Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Remaja merupakan golongan individu yang sedang mencari identitas diri, suka meniru dan mengidolakan seseorang yang berpenampilan menarik, sehingga dalam hal memilih makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi, tetapi sekedar bersosialisasi untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan identitas diri.

Remaja merupakan golongan individu yang sedang mencari identitas diri, suka meniru dan mengidolakan seseorang yang berpenampilan menarik, sehingga dalam hal memilih makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi, tetapi sekedar bersosialisasi untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan identitas diri.

Segala sesuatu berubah secara cepat dan untuk mengantisipasinya maka makanan sehari-hari menjadi sangat penting. Oleh karena itu perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai, karena masa remaja merupakan masa "rawan gizi", yaitu kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Sementara mereka tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering tidak mau memenuhinya sehingga menimbulkan masalah gizi.

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan makan pada masa remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah. pengetahuan gizi dapat diartikan sebagai kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain.

Pengetahuan gizi remaja sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Seorang remaja akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang mereka makan mampu menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Santoso, 2004).
Semakin tinggi pengetahuan gizinya semakin diperhitungkan jenis dan kualitas makanan yang dipilih dikonsumsinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup pengetahuan khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan motivasi dari luar. Selain pengetahuan, komponen penting yang mempengaruhi perilaku remaja dalam memilihan makanan adalah sikap seorang remaja (Sediaoetomo, 2010).

Perilaku konsumsi makanan yang salah pada masa remaja menyebabkan ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (Thamrin dkk, 2008). Hal inilah yang dapat menyebabkan kondisi remaja mengarah kepada kelebihan gizi maupun kekurangan gizi.

Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi pada masa remaja merupakan dampak dari suatu perilaku makan yang salah dan merupakan masalah utama yang harus segera ditanggulangi karena fase remaja merupakan fase akhir dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia (Husaini dalam Siagian, 2010). Dampak dari perilaku makan yang salah pada masa remaja akan berpengaruh pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya setelah dewasa dan berusia lanjut.

Perilaku terjadi karena adanya proses stimulus terhadap organisme, dimana organisme tersebut akan merespon. Perilaku makan merupakan respon seseorang terhadap makanan. Perkembangan perilaku makan seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan makan dalam keluarga. Kebiasaan makan yang baik akan membuat pola konsumsi juga menjadi baik.

Pola konsumsi mencakup ragam jenis dan jumlah yang dikonsumsi serta frekuensi dan waktu makan yang secara kuantitas kesemuanya menentukan ukuran tinggi rendahnya makanan yang dikonsumsi (Notoatmodjo, 2003).

Konsumsi makan dipengaruhi oleh kebiasaan makan yang didukung oleh pengetahuan gizi. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih mampu memilih makanan sesuai kebutuhannya.

Tingkat pengetahuan gizi seorang remaja akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru.

SMA Negeri 5 Makassar adalah salah satu sekolah negeri yang ada di kota Makassar. Tepatnya di jl. Batua Raya. Jalan ini merupakan jalan poros kota sehingga akses terhadap makanan jajanan sangat mudah. Dari observasi awal oleh peneliti yang dilakukan di lingkungan sekolah beberapa pedagang menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan antara lain nasi bungkus, mie ayam, mie bakso, permen, makanan kemasan (snack), makanan gorengan, batagor, siomay, cilok, cimol, bakso minuman kemasan dan es sirup.

Siswa mengkosumsi makanan jajanan rata-rata seperti mie ayam, mie bakso, mie instan, dan batagor setiap hari karena jajanan tersebut tersedia dikantin sekolah yang selalu dikonsumsi pada jam istirahat sekolah. Kecenderungan dalam mengkonsumsi jajanan yang terlalu sering dapat menimbulkan ketidakseimbangan gizi. Remaja perlu selektif terhadap makanan yang mereka pilih.

Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi dan kesehatan. Uraian di atas menunjukkan bahwa jika remaja memiliki pengetahua gizi dan sikap terhadap gizi yang baik, maka akan mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhan gizinya.

Oleh sebab itu remaja perlu mempunyai bekal pengetahuan gizi yang cukup agar pola konsumsi remaja menjadi lebih baik. Pola konsumsi akan mempengaruhi intake zat-zat gizi dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan yang akan berpengaruh terhadap kondisi status gizi serta proses pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sudah mereka pelajari dari mata pelajaran biologi tentang gizi. Namun itu tidak membuat anak remaja menghindarinya. Bahkan semakin menggiurkan sebagai jajanan setiap hari. Apalagi makanan ini lebih banyak menyediakan makanan dengan warna yang cukup mencolok.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Makanan Sehat dengan Sikap Remaja dalam Memilih Makanan Sehat”.

Download Skripsi Tentang Memilih Makanan Sehat

SKRIPSI Download

Posting Komentar

[random][video]
Diberdayakan oleh Blogger.