Akbarpost/Carsinoma atau kanker adalah pertumbuhan ganas berasal dari jaringan epitel, sedangkan endometrium merupakan bagian dari uteri yang merupakan lapisan dinding uteri bagian dalam yang terdiri atas epitel selapis silinder mengandung banyak kelenjer tubuler bersekresi lendir. Carsinoma Endometrium adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada, dimana pada keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi, tidak berguna bagi tubuh sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya (Ronald S.Leuchter, 2001).
Hiperplasia endometrium menggambarkan suatu pertumbuhan endometrium yang terlalu banyak, dan biasanya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi secara terus menerus yang tidak dilawan oleh progesterone. Hal ini juga dapat terjadi berkaitan dengan tumor-tumor yang mengahsilkan estrogen mis, tumor sel teka garanulosa dan 15% dari penderita tumor ini mengidap kanker endometrium.
Perangsangan estrogen juga terjadi pada pasien anovulatori pre-menopause dan pada wanita yang memakan pengganti estrogen pasca menopause tan pa progestin untuk gejala menopause.Dalam kelompok terakhir ini risiko berkembangnya kanker tampaknya bergatung pada dosis dan lamanya pemakaian.
Penambahan progestin oral selama 10-14 hari dalam suatu bulan akan menyingkirkan resiko ini. Wanita muda yang menggunakan kontrasepsioral terbukti mempuyai insiden lebih rendah terhadap kanker endometrium di kemudian hari (Ronals S.Leuchter, 2001).
Gejala yang paling lazim dari kanker endometrium adalah perdarahan pervaginam yang abnormal, umumnya terjadi 90% dari pasien dengan panyakit ini. Perdarahan pasca menopause selalu abnormal dan harus diselidiki Keadaan yang paling lazim berhubungan dengan perdarahan pasca menopause salah satunya adalah akibat kanker endometrium walaupun kemungkinan lain dapat muncul misalnya adanya lesiyang tidak ganas. Semakin tua usia paseien semakin mungkin menderita kanker.Pada pasien pra menopause, teruatama setelah usia 35 tahun, menoragi atau perdarahan antar haid dapat mengisyaratkan adanya lesi endometrium.
Pada pemeriksaan fisik pelvis, alat kelamin luar biasanya normal. Vagina dan serviks juga biasanya normal tetapi harus diperiksa secara hati-hati untuk mencari ada tidaknya bukti keterlibatan. Mulut serviks yang terbuka atau serviks yang keras dan meluas dapat menunjukkan meluasnya penyakit dari korpus ke serviks.
Rahim mungkin berukuran normal atau membesar, tergantung pada tingkat penyakit tersebut dan ada tidaknya keadaan rahim yang lain,misalnya adenomiosis atau fibroid. Aneksa harus dengan hati-hati diperiksa untuk mencari ada tidaknya bukti metastasis ekstauterin atau neoplasma ovarium. Tumor sel granulose atau karsinoma ovarium kadang terdapat bersama kanker endometrium.
Terdapat beberapa jenis histologi karsinoma endometrium. Sekitar 75% adalah adenokarsinoma murni. Adenokarsinoma invasive pada endometrium menunjukkan pembentukan kelenjer proliferatif dengan sedikit atau tanpa gangguan stroma. Derajat tumor ditentukan oleh tingkat kelainan dari arsitektur kelenjer.
Lesi yang berdiferensiasi baik membentuk suatu pola kelenjer yang mirip dengan kelenjer endometrium yang normal. Lesi yang berdiferensiasi sedang mempunyai struktur kelenjer yang bercampur dengan daerah papiler dan kadang-kadang daerah padat. Pada lesi yang berdiferensiasi buruk, struktur kelenjer endometrium sebagain besar telah menjadi padat.
Kanker endometrium menyebar dengan cara; 1. penjalaran langsung, 2. eksfoliasi sel yang disebarkan melalui tuba falopii ke rahim, 3. diseminasi limfatik, dan 4. diseminasi hematogen.
Jalur penyebaran yang paling lazim adalah penjalaran tumor langsung ke struktur yang bersebelahan. Tumor dapat menyerang melalui miometrium dan akhirnya menembus serosa. Ini juga dapat berkembang ke bawah dan melibatkan serviks. Penjalaran langsung yang progresif dapat melibatkan vagina, rectum, atau kandung kemih. Sel eksfoliasi yang melewati tuba falopii dapat berimmplantasi ke ovarium, peritoneum viscera atau parietal.
Penyebaran limfatik paling sering terjadi pada pasien yang menderita penetrasi miometrium yang bermakna. Penyebaran terutama terjadi pada kelenjer-kelenjer getah bening pelvis dan sesudah itu ke kelenjer getah bening periaorta. Diseminasi hematogen lebih jarang terjadi, tetapi ini mengakibatkan metastase parenkim, terutama pada paru-paru, hepar atau keduanya.
Hiperplasia endometrium menggambarkan suatu pertumbuhan endometrium yang terlalu banyak, dan biasanya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi secara terus menerus yang tidak dilawan oleh progesterone. Hal ini juga dapat terjadi berkaitan dengan tumor-tumor yang mengahsilkan estrogen mis, tumor sel teka garanulosa dan 15% dari penderita tumor ini mengidap kanker endometrium.
Perangsangan estrogen juga terjadi pada pasien anovulatori pre-menopause dan pada wanita yang memakan pengganti estrogen pasca menopause tan pa progestin untuk gejala menopause.Dalam kelompok terakhir ini risiko berkembangnya kanker tampaknya bergatung pada dosis dan lamanya pemakaian.
Penambahan progestin oral selama 10-14 hari dalam suatu bulan akan menyingkirkan resiko ini. Wanita muda yang menggunakan kontrasepsioral terbukti mempuyai insiden lebih rendah terhadap kanker endometrium di kemudian hari (Ronals S.Leuchter, 2001).
Gejala yang paling lazim dari kanker endometrium adalah perdarahan pervaginam yang abnormal, umumnya terjadi 90% dari pasien dengan panyakit ini. Perdarahan pasca menopause selalu abnormal dan harus diselidiki Keadaan yang paling lazim berhubungan dengan perdarahan pasca menopause salah satunya adalah akibat kanker endometrium walaupun kemungkinan lain dapat muncul misalnya adanya lesiyang tidak ganas. Semakin tua usia paseien semakin mungkin menderita kanker.Pada pasien pra menopause, teruatama setelah usia 35 tahun, menoragi atau perdarahan antar haid dapat mengisyaratkan adanya lesi endometrium.
Pada pemeriksaan fisik pelvis, alat kelamin luar biasanya normal. Vagina dan serviks juga biasanya normal tetapi harus diperiksa secara hati-hati untuk mencari ada tidaknya bukti keterlibatan. Mulut serviks yang terbuka atau serviks yang keras dan meluas dapat menunjukkan meluasnya penyakit dari korpus ke serviks.
Rahim mungkin berukuran normal atau membesar, tergantung pada tingkat penyakit tersebut dan ada tidaknya keadaan rahim yang lain,misalnya adenomiosis atau fibroid. Aneksa harus dengan hati-hati diperiksa untuk mencari ada tidaknya bukti metastasis ekstauterin atau neoplasma ovarium. Tumor sel granulose atau karsinoma ovarium kadang terdapat bersama kanker endometrium.
Terdapat beberapa jenis histologi karsinoma endometrium. Sekitar 75% adalah adenokarsinoma murni. Adenokarsinoma invasive pada endometrium menunjukkan pembentukan kelenjer proliferatif dengan sedikit atau tanpa gangguan stroma. Derajat tumor ditentukan oleh tingkat kelainan dari arsitektur kelenjer.
Lesi yang berdiferensiasi baik membentuk suatu pola kelenjer yang mirip dengan kelenjer endometrium yang normal. Lesi yang berdiferensiasi sedang mempunyai struktur kelenjer yang bercampur dengan daerah papiler dan kadang-kadang daerah padat. Pada lesi yang berdiferensiasi buruk, struktur kelenjer endometrium sebagain besar telah menjadi padat.
Kanker endometrium menyebar dengan cara; 1. penjalaran langsung, 2. eksfoliasi sel yang disebarkan melalui tuba falopii ke rahim, 3. diseminasi limfatik, dan 4. diseminasi hematogen.
Jalur penyebaran yang paling lazim adalah penjalaran tumor langsung ke struktur yang bersebelahan. Tumor dapat menyerang melalui miometrium dan akhirnya menembus serosa. Ini juga dapat berkembang ke bawah dan melibatkan serviks. Penjalaran langsung yang progresif dapat melibatkan vagina, rectum, atau kandung kemih. Sel eksfoliasi yang melewati tuba falopii dapat berimmplantasi ke ovarium, peritoneum viscera atau parietal.
Penyebaran limfatik paling sering terjadi pada pasien yang menderita penetrasi miometrium yang bermakna. Penyebaran terutama terjadi pada kelenjer-kelenjer getah bening pelvis dan sesudah itu ke kelenjer getah bening periaorta. Diseminasi hematogen lebih jarang terjadi, tetapi ini mengakibatkan metastase parenkim, terutama pada paru-paru, hepar atau keduanya.
Posting Komentar