Akbarpost/Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka di sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, ruptur tendon, kerusakan pembuluh darah dan luka organ-organ tubuh. ( Lilian Sholtis Burner, 1988 : 817 ). Menurut Barbara C. Long : 1996, Fraktur adalah adanya interupsi dari kontinuitas tulang, biasanya disertai cedera jaringan di seputarnya yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan.
Dari kedua pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan yang terjadi di sekitar jaringan lunak. Sedangkan fraktur femur adalah fraktur yang terjadi pada bagian tulang femur, biasanya batang femur 1/3 tengah.
Sistem skeletal terdiri dari 206 buah tulang yang menyusun tubuh individu, persendian, ligamen, kartilago dan tendon.
Secara keseluruhan fungsi sistem skeletal adalah memberi bentuk ( framework ) tubuh individu, proteksi, pergerakan, hemopoesis dan simpanan mineral.
Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelompok yaitu axial skeleton dan appendicular skeleton ( Asep Setiawan, et al : 2000 ). Dilihat dari bentuknya tulang dibagi menjadi tulang panjang, pendek, tulang berbentuk rata dan tulang dengan bentuk tidak teratur. Struktur tulang terdiri dari cortex ( lapisan terluar tulang ), epifise, metafise, dan diafise. Tulang mengandung Calsium dan Posfor. Karena kasus yang diambil penulis Fraktur Femur maka penulis mencantumkan anatomi dari tulang femur.
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini ia menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung ( Evelyn G. Pearce : 2000 ).
Organ indera untuk nyeri adalah ujung-ujung syaraf bebas yang dijumpai hampir pada semua jaringan tubuh. Impuls nyeri disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh dua sistem syaraf yang disebut nociceftor, nociceftor ini distimulasi secara langsung dengan adanya kerusakan pada sel respon atau secara sekunder dengan cara merangsang zat kimia seperti bradikinin. Bradikinin sebagai nociceftor adalah suatu asam amino yang dapat menyebabkan vaso dilatasi yang kuat dan meningkatkan permiabilitas kapiler, kontraksi otot halus dan menstimulus reseptor ( William F. Ganong : 1999 ).
Bradikinin digunakan ketika ada jaringan yang rusak meskipun semua nociceftor mempunyai struktur yang sama tetapi mereka mempunyai respon yang berbeda terhadap stimulus berdasarkan lokasinya. Misalnya : luka sayat pada kulit akan menyebabkan nyeri akut. Tetapi pada injuri yang sama pada areal viseral menyebabkan nyeri akut sebagai perbandingan regangan moderat menyebabkan nyeri viseral tetapi tidak menyebabkan nyeri akut. Pada dasarnya ada tiga buah stimulus yang membangkitkan nociceftor yaitu : kimia, termis dan mekanis. ( William F. Ganong : 1999 ).
Rangsangan nyeri dihantarkan ke sumsum tulang belakang oleh dua genices yaitu satu sistem nociceftor terbentuk oleh syaraf A-delta yang kecil dan bermcylin, sistem ini menghantarkan impuls dengan kecepatan 12-30 m/det akibat dari impuls yang disalurkan oleh serat ini. Nyeri dapat dirasakan sebagai nyeri tajam atau tertusuk dan mudah diketahui lokasinya. Sedangkan sistem yang lain terdiri dari serat tidak bermyclin dengan diameter 0,4-1,2 Mm dan menghantarkan impuls dengan kecepatan lambat 0,5-2 m/det. Ditemukan di bagian dorsal dan sering disebut : “ Serat C akar dorsal “ biasanya dihasilkan lebih difus. ( William F. Ganong : 1999 ).
Trauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan fraktur yang akan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan. Jaringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur, seperti pembuluh darah, saraf dan otot serta organ lainnya yang berdekatan dapat di rusak pada waktu trauma ataupun karena mencuatnya tulang yang patah. Apabila kulit sampai robek hal ini akan menjadikan luka yang terbuka dan akan menyebabkan resiko infeksi.
Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah, akibat dari fraktur atau luka yang berat banyak volume darah yang keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan lunak atau pada luka yang terbuka. ( Asep Setiawan, et al : 2000 ).
Dari kedua pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan yang terjadi di sekitar jaringan lunak. Sedangkan fraktur femur adalah fraktur yang terjadi pada bagian tulang femur, biasanya batang femur 1/3 tengah.
Sistem skeletal terdiri dari 206 buah tulang yang menyusun tubuh individu, persendian, ligamen, kartilago dan tendon.
Secara keseluruhan fungsi sistem skeletal adalah memberi bentuk ( framework ) tubuh individu, proteksi, pergerakan, hemopoesis dan simpanan mineral.
Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelompok yaitu axial skeleton dan appendicular skeleton ( Asep Setiawan, et al : 2000 ). Dilihat dari bentuknya tulang dibagi menjadi tulang panjang, pendek, tulang berbentuk rata dan tulang dengan bentuk tidak teratur. Struktur tulang terdiri dari cortex ( lapisan terluar tulang ), epifise, metafise, dan diafise. Tulang mengandung Calsium dan Posfor. Karena kasus yang diambil penulis Fraktur Femur maka penulis mencantumkan anatomi dari tulang femur.
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini ia menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung ( Evelyn G. Pearce : 2000 ).
Organ indera untuk nyeri adalah ujung-ujung syaraf bebas yang dijumpai hampir pada semua jaringan tubuh. Impuls nyeri disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh dua sistem syaraf yang disebut nociceftor, nociceftor ini distimulasi secara langsung dengan adanya kerusakan pada sel respon atau secara sekunder dengan cara merangsang zat kimia seperti bradikinin. Bradikinin sebagai nociceftor adalah suatu asam amino yang dapat menyebabkan vaso dilatasi yang kuat dan meningkatkan permiabilitas kapiler, kontraksi otot halus dan menstimulus reseptor ( William F. Ganong : 1999 ).
Bradikinin digunakan ketika ada jaringan yang rusak meskipun semua nociceftor mempunyai struktur yang sama tetapi mereka mempunyai respon yang berbeda terhadap stimulus berdasarkan lokasinya. Misalnya : luka sayat pada kulit akan menyebabkan nyeri akut. Tetapi pada injuri yang sama pada areal viseral menyebabkan nyeri akut sebagai perbandingan regangan moderat menyebabkan nyeri viseral tetapi tidak menyebabkan nyeri akut. Pada dasarnya ada tiga buah stimulus yang membangkitkan nociceftor yaitu : kimia, termis dan mekanis. ( William F. Ganong : 1999 ).
Rangsangan nyeri dihantarkan ke sumsum tulang belakang oleh dua genices yaitu satu sistem nociceftor terbentuk oleh syaraf A-delta yang kecil dan bermcylin, sistem ini menghantarkan impuls dengan kecepatan 12-30 m/det akibat dari impuls yang disalurkan oleh serat ini. Nyeri dapat dirasakan sebagai nyeri tajam atau tertusuk dan mudah diketahui lokasinya. Sedangkan sistem yang lain terdiri dari serat tidak bermyclin dengan diameter 0,4-1,2 Mm dan menghantarkan impuls dengan kecepatan lambat 0,5-2 m/det. Ditemukan di bagian dorsal dan sering disebut : “ Serat C akar dorsal “ biasanya dihasilkan lebih difus. ( William F. Ganong : 1999 ).
Trauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan fraktur yang akan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan. Jaringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur, seperti pembuluh darah, saraf dan otot serta organ lainnya yang berdekatan dapat di rusak pada waktu trauma ataupun karena mencuatnya tulang yang patah. Apabila kulit sampai robek hal ini akan menjadikan luka yang terbuka dan akan menyebabkan resiko infeksi.
Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah, akibat dari fraktur atau luka yang berat banyak volume darah yang keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan lunak atau pada luka yang terbuka. ( Asep Setiawan, et al : 2000 ).
Posting Komentar