Akbarpost/HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus,yaitu virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam,tubuh manusia mempunyai sel-sel darah putih yang berfungsi untuk melawan dan membunuh bibit-bibit atau kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh manusia,dengan demikian sel-sel darah putih melindungi seseorang dari jatuh sakit.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.Syndrome yang bahasa Indonesia-nya adalah sindroma,merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia berarti kekurangan.immune berarti kekebalan,sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat.dalam hal ini diperoleh mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan tanda da gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya system kekebalan tubuh seseorang.AIDS merupakan fase terminal(akhir) dari infeksi HIV.
HIV yang dahulu disebut Virus Limfotrofic sel T manusia tipe III (H+LV-III) atau virus Limfadenapati (LAV), adalah suatu retro virus manusia sitopatik dari family lentivirus. Renti virus mngubah asam ri bonuk leatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) stelah masuk kedalam sel pejamu HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik dengan HIV-1 menjdi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
Genom HIV mengode 9 protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomic, virus-virus memilki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan virus tanpaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2 Vpx meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2 yang pertama kali diketahui dalam serum dari pada perempuan Afrika Barat (warga senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tetapi tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-2 (marlink 1994).
HIV tergolong kedalam kelompok virus yang dikenal sebagai retro virus yang menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribunukleat (DNA). Virion VIV (partikel virus yang lengkap yang di bungkus oleh selubung pelindung) mengandung RNA dalam inti berbentuk peluru yang terpancang dimana P24 merupakan komponen structural yang utama. Tombol (knob) yang menonjol lewat dinding virus terdiri atas protein Gp120 yang terkait pada protein Gp41. bagian yang secara selektif berikatan dengan sel-sel CD4 positif (CD4+) adalah Gp120 dari HIV.
Sel-sel CD4+ mencakup monosit, makropag dan limfosit T4 helper (yang dinamakan sel-sel CD4+ kalau dikait dengan infeksi HIV); limfosit T4 helper ini merupakan sel yang paling banyak diantara ketiga sel diatas. Sesudah terikat dengan membrane sel T4 helper. HIV akan menginjeksikan duan atas benang RNA yang identik kedalam sel T4 helper. Dengan mengunakan enzim yang dikaneal dengan reversetranskriptace HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetic dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double- stranded DNA (DNA utas ganda). DNA ini akan disatukan kedalam nucleus sel T4 sebagai sebuah pro virus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa atau interleukin) atau produk gen virus Epstein-bair, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, reflikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas kedalam plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya.
Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang berjangkit infeksi tesebut. Jika oaring tersebut tidak sedang berperang melawan infeksi yang lain, reproduksi HIV berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitaannya sedang menghadapi infeksi lain atau system imunnya terstimulasi. Keadaanya dapat mejelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagain penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagai contoh seorang pasien mungkin bebas dari gejala selama berpuluhtahun; sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (sampai 65%) tetap menderita penyakit HIV dan AIDS yang sintomatik dalam waktu sepuluh tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.
Dalam respons imun, limfosit T4 memainkan beberapa perangan yang penting yaitu: mengenali anti gen yang asing, mengakutkan limposit B yang memproduksi anti body menstimulasi limfosit T sitotoksik, memproduksi lintokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi limfosit T4 terganggu mikri organisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memilki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan sakit yang serius, infeksi dan malignasi yang timbul sebagai akibat dari gangguan system imun dinamakan infeksi oportunistik.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.Syndrome yang bahasa Indonesia-nya adalah sindroma,merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia berarti kekurangan.immune berarti kekebalan,sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat.dalam hal ini diperoleh mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan tanda da gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya system kekebalan tubuh seseorang.AIDS merupakan fase terminal(akhir) dari infeksi HIV.
HIV yang dahulu disebut Virus Limfotrofic sel T manusia tipe III (H+LV-III) atau virus Limfadenapati (LAV), adalah suatu retro virus manusia sitopatik dari family lentivirus. Renti virus mngubah asam ri bonuk leatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) stelah masuk kedalam sel pejamu HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik dengan HIV-1 menjdi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
Genom HIV mengode 9 protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomic, virus-virus memilki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan virus tanpaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2 Vpx meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2 yang pertama kali diketahui dalam serum dari pada perempuan Afrika Barat (warga senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tetapi tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-2 (marlink 1994).
HIV tergolong kedalam kelompok virus yang dikenal sebagai retro virus yang menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribunukleat (DNA). Virion VIV (partikel virus yang lengkap yang di bungkus oleh selubung pelindung) mengandung RNA dalam inti berbentuk peluru yang terpancang dimana P24 merupakan komponen structural yang utama. Tombol (knob) yang menonjol lewat dinding virus terdiri atas protein Gp120 yang terkait pada protein Gp41. bagian yang secara selektif berikatan dengan sel-sel CD4 positif (CD4+) adalah Gp120 dari HIV.
Sel-sel CD4+ mencakup monosit, makropag dan limfosit T4 helper (yang dinamakan sel-sel CD4+ kalau dikait dengan infeksi HIV); limfosit T4 helper ini merupakan sel yang paling banyak diantara ketiga sel diatas. Sesudah terikat dengan membrane sel T4 helper. HIV akan menginjeksikan duan atas benang RNA yang identik kedalam sel T4 helper. Dengan mengunakan enzim yang dikaneal dengan reversetranskriptace HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetic dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double- stranded DNA (DNA utas ganda). DNA ini akan disatukan kedalam nucleus sel T4 sebagai sebuah pro virus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa atau interleukin) atau produk gen virus Epstein-bair, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, reflikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas kedalam plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya.
Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang berjangkit infeksi tesebut. Jika oaring tersebut tidak sedang berperang melawan infeksi yang lain, reproduksi HIV berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitaannya sedang menghadapi infeksi lain atau system imunnya terstimulasi. Keadaanya dapat mejelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagain penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagai contoh seorang pasien mungkin bebas dari gejala selama berpuluhtahun; sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (sampai 65%) tetap menderita penyakit HIV dan AIDS yang sintomatik dalam waktu sepuluh tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.
Dalam respons imun, limfosit T4 memainkan beberapa perangan yang penting yaitu: mengenali anti gen yang asing, mengakutkan limposit B yang memproduksi anti body menstimulasi limfosit T sitotoksik, memproduksi lintokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi limfosit T4 terganggu mikri organisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memilki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan sakit yang serius, infeksi dan malignasi yang timbul sebagai akibat dari gangguan system imun dinamakan infeksi oportunistik.
Posting Komentar