Kesehatan/Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pada pemeriksaan histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi.
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
Kondisi paru-paru basah ini dapat dialami oleh siapa pun. Namun pneumonia pada anak bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Bahkan, badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan jika penyakit pneumonia adalah penyebab 16% kematian balita di dunia pada tahun 2015. Sementara, di Indonesia sendiri, dilansir dari CNN, penyakit pneumonia pada anak menyebabkan 2-3 balita yang meninggal setiap jamnya.
Berikut gejala dan tanda yang umumnya terjadi yaitu:
Batuk terus-terusan, dengan disertai dahak
Demam
Berkeringat
Menggigil
Susah bernapas
Dada sakit
Nafsu makan menurun
Detak jantung terasa cepat
Gejala yang cukup jarang terjadi tetapi bisa tetap muncul seperti:
Kepala sakit
Lemas dan lelah
Mual dan muntah
Nyeri sendi dan otot
Batuk disertai dengan darah
Beberapa gejala tersebut umum dan sering terjadi pada orang yang mengalami penyakit pneumonia dan akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini tergantung juga dengan kondisi masing-masing individu. Bahkan penyakit pneumonia pada anak juga dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Berikut adalah gejala yang akan muncul saat penyakit pneumonia pada anak terjadi: Anak di bawah usia 5 tahun, bisa mengalami nafas yang cepat dan tidak teratur. Bayi akan menunjukkan gejala muntah-muntah, lemas, tidak berenergi, dan sulit makan serta minum
Faktanya, pneumonia adalah penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Jadi, penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.
Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.
Jenis-jenis pneumonia
Penyakit pneumonia dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, yaitu berdasarkan dengan penyebab, di mana penyakit ini didapatkan, serta bagaimana paru-paru basah tersebut ditularkan.
Jenis pneumonia berdasarkan penyebabnya
Pneumonia bakterial. Bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi paru-paru basah ini terjadi yaitu Streptococcus pneumoniae. Sementara, Chlamydophlla pneumonia dan Legionella pneumophila juga bakteri penyebab paru-paru basah.
Pneumonia viral. Virus sering kali menjadi penyebab dari penyakit pneumonia pada anak. Biasanya, gangguan yang disebabkan oleh virus ini, tidak terlalu serius dan hanya terjadi dalam waktu yang sebentar saja ketimbang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri.
Pneumonia mycoplasma. Mycoplasma adalah organisme yang bukan berasal dari jenis virus maupun bakteri, tetapi dapat mengakibatkan gangguan yang sama. Biasanya, paru-paru basah jenis ini dialami oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja serta dewasa muda.
Pneumonia jamur. Penyakit jenis ini sering kali menyerang pasien yang mengalami penyakit kronis atau orang yang memiliki sistem imun yang rendah. Jamur yang jadi penyebab pneumonia biasanya berasal dari tanah.
Pneumonia berdasarkan lokasi terjangkitnya
Pneumonia nosokomial. Jika Anda mengalami jenis gangguan ini, maka artinya Anda mendapatkan penyakit tersebut ketika di rumah sakit. Penyakit ini dianggap lebih serius ketimbang kondisi paru-paru basah lainnya, sebab biasanya bakteri yang menginfeksi cenderung sudah kebal dengan antibiotik.
Pneumonia komuniti. Artinya, penyakit infeksi ini didapatkan dari lingkungan sekitar.
Pneumonia berdasarkan cara penularannya
Pneumonia aspirasi. Penyakit ini terjadi ketika makanan, air, air liur, bahkan asam lambung masuk ke dalam saluran paru-paru. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami gangguan mengunyah, memiliki gangguan sistem saraf, atau sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Pneumonia akibat ventilator. Infeksi penyakit pneumonia didapatkan setelah menggunakan ventilator.
Selain melihat gejala yang muncul, kondisi paru-paru basah ini dapat diketahui jika Anda melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan khusus, seperti:
Rontgen dada. Dengan menggunakan sinar X, dokter dapat melihat bagian paru-paru yang terkena penyakit pneumonia.
Tes darah. pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui tipe virus atau bakteri yang menyebabkan paru-paru basah ini terjadi. Tes dahak. Jika benar Anda mengalami paru-paru basah, maka virus atau bakteri yang menyebabkan gangguan kesehatan ini akan terlihat pada dahak. Memeriksa kadar oksigen darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak oksigen yang ada di dalam darah Anda. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan oksigen tidak bisa masuk ke dalam aliran darah.
Bila Anda menunjukkan beberapa gejala yang parah, maka dokter biasanya akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut, seperti:
CT scan. Bila penyakit infeksi paru yang Anda derita tak kunjung sembuh, maka dokter akan meminta Anda untuk melakukan ct scan agar dapat dilihat kondisi paru Anda saat itu. Kultur cairan paru. Pemeriksaan ini mengharuskan dokter mengambil cairan di dalam paru dan kemudian diperiksa kandungannya. Pemeriksaan ini membantu dokter untuk menetukan tipe infeksi yang terjadi.
Penyakit pneumonia adalah penyakit yang disebabkan infeksi, sehingga pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk menghentikan infeksi dan mencegahnya datang di kemudian hari. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan tipe, keparahan dari infeksi paru yang terjadi, usia pasien, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Macam-macam opsi pengobatan pneumonia adalah:
Antibiotik
Obat antibiotik akan diberikan pada orang yang terserang penyakit pneumonia bakterial. Biasanya, tim medis Anda akan memeriksa dulu jenis bakteri apa yang menyebabkan infeksi di organ paru, kemudian akan disesuaikan dengan jenis antibiotik yang akan diberikan. Ketika pemberian antibiotik tidak dapat mengatasi gejala infeksi yang dialami, maka bisa jadi bakteri telah kebal terhadap obat tersebut, sehingga dokter akan menggantinya dengan jenis obat yang baru.
Obat antivirus
Obat ini digunakan untuk pasien yang mengalami infeksi akibat virus. Virus tidak bisa dilawan dengan antibiotik, jadi kalau ada pasien yang mengalami infeksi paru setelah flu maka sebaiknya diberikan obat antivirus, seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (relenza).
Obat batuk
Obat ini digunakan untuk meredakan gejala batuk yang biasanya dialami ketika infeksi paru menyerang. Biasanya akan diberikan untuk membuat Anda lebih nyaman dan supaya Anda tidak merasakan sakit akibat batuk terus menerus.
Obat penghilang rasa sakit
Bila Anda mengalami nyeri sendi atau otot, kepala pusing, atau demam, maka dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit untuk meredakan gejala yang Anda alami, seperti ibuprofen dan acetaminophen.
Apakah saya perlu dirawat di rumah sakit? Bila gejala infeksi yang Anda alami ringan dan tidak terlalu parah, maka Anda hanya akan diberikan obat-obatan yang telah disebutkan sebelumnya. Anda akan dirawat di rumah sakit karena paru-paru basah yang Anda miliki jika:
Berusia lebih dari 65 tahun
Memiliki gangguan fungsi ginjal
Memiliki tekanan darah kurang dari 90/60 mm Hg. Selain itu, mengalami tekanan diastol kurang dari 90 mmHg atau memiliki tekanan darah sistol kurang dari 60 mmHg.
Pernapasan terasa cepat, bernapas 30 kali atau lebih dalam satu menit
Suhu tubuh di bawah normal
Detak jantung di bawah 50 atau di atas 100
Bila hal ini terjadi pada Anda, sebaiknya Anda segera pergi ke IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sementara pneumonia pada anak harus dirawat intensif di rumah sakit bila:
Kurang dari 2 tahun
Mengalami letargi atau penurunan kesadaran
Sulit bernapas
Mengalami dehidrasi
Memiliki kadar oksigen yang rendah pada darah
Umumnya memang kondisi infeksi ini dapat disembuhkan hanya dengan konsumsi obat saja dan gejala akan hilang dalam waktu yang sebentar. Setelah pengobatan diberikan, biasanya tubuh akan kembali pulih hanya dalam waktu beberapa minggu saja.
Tapi hal ini tergantung dengan seberapa parah infeksi paru yang terjadi. Semakin parah gejala yang dialami, maka waktu pengobatan yang dibutuhkan semakin lama. Pada beberapa kasus, penyakit infeksi paru ini dapat datang kembali dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang kronis. Gangguan kesehatan ini juga dapat memperparah penyakit yang sebelumnya telah Anda derita, seperti contohnya memperparah gejala penyakit jantung.
Berbagai komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit pneumonia
Bila infeksi tidak ditangani dengan baik, maka akan ada komplikasi atau masalah kesehatan lain yang timbul. Komplikasi yang akan timbul akibat pneumonia adalah:
Bakterimia. Hal ini terjadi ketika bakteri penyebab infeksi masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah, peradangan di dalam darah, bahkan dalam beberapa kasus mengakibatkan kegagalan organ. Luka pada organ paru. Infeksi yang ditimbulkan membuat paru semakin banyak mengalami luka. Efusi pleura. Jika infeksi tidak ditangani dengan baik, maka cairan akan berkumpul pada bagian selaput paru dan menyebabkan pasien semakin sulit bernapas.
Infeksi pada salah satu bagian jantung. Bakteri dapat menginfeksi jantung juga meskipun tadinya berada di organ paru. Kondisi ini disebut dengan endokarditis. Penyebaran infeksi ke jantung ini harus segera ditangani, karena jika tidak pasien akan berisiko mengalami gagal jantung.
Perawatan di rumah juga harus diperhatikan untuk mencegah infeksi datang menyerang paru kembali. Berikut adalah tips jika Anda sedang menjalani masa pemulihan dari infeksi paru di rumah:
Istirahat yang cukup. Jangan kembali beraktivitas normal dulu jika gejala-gejala infeksi Anda belum sembuh betul, apalagi suhu badan masih tinggi. Meskipun Anda sudah merasa lebih baik, sebaiknya jangan terlalu lelah dan memaksakan diri. Hal ini dapat membuat kekebalan tubuh Anda kembali lemah dan infeksi dapat kembali di kemudian hari. Minum air yang cukup. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dapat menolong Anda untuk mengurangi jumlah lendir atau dahak di dalam paru.
Mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran. Sebaiknya Anda konsumsi obat sesuai dengan anjuran yang diberikan. Bila Anda diminta untuk mengonsumsi antibiotik, maka lebih baik Anda habiskan obat tersebut. Pasalnya, jika tidak dihabiskan, bakteri penyebab infeksi dapat kebal terhadap obat yang Anda konsumsi.
Dalam banyak kasus, infeksi ini sebenarnya dapat dicegah. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan agar tak terkena pneumonia adalah dengan pemberian vaksin serta menghindari berbagai faktor risiko dari penyakit ini.
Vaksinasi. Vaksin dianggap sebagai cara yang cukup ampuh untuk menghindari infeksi paru ini terjadi. biasanya, ada vaksin yang memang khusus pneumonia dan ada vaksin untuk menangkal flu – karena infeksi sering terjadi setelah flu. untuk mengetahui mana yang tepat untuk Anda dapatkan, sebaiknya konsultasikan hal ini pada dokter Anda.
Pastikan kalau anak-anak juga mendapatkan vaksin. Pneumonia pada anak juga dapat dicegah dengan cara vaksin. Biasanya vaksin yang diberikan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun dengan anak yang berusia 2-5 tahun berbeda. Karena pneumonia pada anak cukup berbahaya, sebaiknya segera berikan vaksin pada si kecil dan diskusikan hal ini pada dokter anak Anda.
Menerapkan pola hidup yang bersih. Karena penyakit pneumonia adalah penyakit infeksi, maka untuk mengurangi risiko, Anda harus menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan. Sering-sering lah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir agar bakteri dan virus tak menempel di permukaan kulit.
Jauhi rokok. Kebiasaan ini hanya akan membuat saluran pernapasan Anda terinfeksi, termasuk organ paru.
Melakukan pola hidup yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan Anda secara menyeluruh. Selain itu, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga rutin, Anda akan memiliki sistem kekebalan yang kuat dan mampu menangkal berbagai zat asing masuk ke dalam tubuh.
Patogenesis pneumonia mencakup interaksi antara mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh pasien. Kuman mencapai alveoli melalui inhalasi, aspirasi kuman orofaring, penyebaran hematogen dari fokus infeksi lain, atau penyebaran langsung dari lokasi infeksi.
Pada bagian saluran nafas bawah, kuman menghadapi daya tahan tubuh berupa sistem pertahanan mukosilier, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronchial dan neutrofil. Juga daya tahan tubuh humoral IgA dan IgG dari sekresi bronchial. Terjadinya pneumonia tergantung pada virulensi MO, tingkat kemudahan dan luasnya daya tahan tubuh. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme (bakteri, virus, jamur) dan tersering disebabkan oleh bakteri.
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
Kondisi paru-paru basah ini dapat dialami oleh siapa pun. Namun pneumonia pada anak bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Bahkan, badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan jika penyakit pneumonia adalah penyebab 16% kematian balita di dunia pada tahun 2015. Sementara, di Indonesia sendiri, dilansir dari CNN, penyakit pneumonia pada anak menyebabkan 2-3 balita yang meninggal setiap jamnya.
Berikut gejala dan tanda yang umumnya terjadi yaitu:
Batuk terus-terusan, dengan disertai dahak
Demam
Berkeringat
Menggigil
Susah bernapas
Dada sakit
Nafsu makan menurun
Detak jantung terasa cepat
Gejala yang cukup jarang terjadi tetapi bisa tetap muncul seperti:
Kepala sakit
Lemas dan lelah
Mual dan muntah
Nyeri sendi dan otot
Batuk disertai dengan darah
Beberapa gejala tersebut umum dan sering terjadi pada orang yang mengalami penyakit pneumonia dan akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini tergantung juga dengan kondisi masing-masing individu. Bahkan penyakit pneumonia pada anak juga dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Berikut adalah gejala yang akan muncul saat penyakit pneumonia pada anak terjadi: Anak di bawah usia 5 tahun, bisa mengalami nafas yang cepat dan tidak teratur. Bayi akan menunjukkan gejala muntah-muntah, lemas, tidak berenergi, dan sulit makan serta minum
Faktanya, pneumonia adalah penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Jadi, penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.
Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.
Jenis-jenis pneumonia
Penyakit pneumonia dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, yaitu berdasarkan dengan penyebab, di mana penyakit ini didapatkan, serta bagaimana paru-paru basah tersebut ditularkan.
Jenis pneumonia berdasarkan penyebabnya
Pneumonia bakterial. Bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi paru-paru basah ini terjadi yaitu Streptococcus pneumoniae. Sementara, Chlamydophlla pneumonia dan Legionella pneumophila juga bakteri penyebab paru-paru basah.
Pneumonia viral. Virus sering kali menjadi penyebab dari penyakit pneumonia pada anak. Biasanya, gangguan yang disebabkan oleh virus ini, tidak terlalu serius dan hanya terjadi dalam waktu yang sebentar saja ketimbang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri.
Pneumonia mycoplasma. Mycoplasma adalah organisme yang bukan berasal dari jenis virus maupun bakteri, tetapi dapat mengakibatkan gangguan yang sama. Biasanya, paru-paru basah jenis ini dialami oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja serta dewasa muda.
Pneumonia jamur. Penyakit jenis ini sering kali menyerang pasien yang mengalami penyakit kronis atau orang yang memiliki sistem imun yang rendah. Jamur yang jadi penyebab pneumonia biasanya berasal dari tanah.
Pneumonia berdasarkan lokasi terjangkitnya
Pneumonia nosokomial. Jika Anda mengalami jenis gangguan ini, maka artinya Anda mendapatkan penyakit tersebut ketika di rumah sakit. Penyakit ini dianggap lebih serius ketimbang kondisi paru-paru basah lainnya, sebab biasanya bakteri yang menginfeksi cenderung sudah kebal dengan antibiotik.
Pneumonia komuniti. Artinya, penyakit infeksi ini didapatkan dari lingkungan sekitar.
Pneumonia berdasarkan cara penularannya
Pneumonia aspirasi. Penyakit ini terjadi ketika makanan, air, air liur, bahkan asam lambung masuk ke dalam saluran paru-paru. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami gangguan mengunyah, memiliki gangguan sistem saraf, atau sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Pneumonia akibat ventilator. Infeksi penyakit pneumonia didapatkan setelah menggunakan ventilator.
Selain melihat gejala yang muncul, kondisi paru-paru basah ini dapat diketahui jika Anda melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan khusus, seperti:
Rontgen dada. Dengan menggunakan sinar X, dokter dapat melihat bagian paru-paru yang terkena penyakit pneumonia.
Tes darah. pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui tipe virus atau bakteri yang menyebabkan paru-paru basah ini terjadi. Tes dahak. Jika benar Anda mengalami paru-paru basah, maka virus atau bakteri yang menyebabkan gangguan kesehatan ini akan terlihat pada dahak. Memeriksa kadar oksigen darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak oksigen yang ada di dalam darah Anda. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan oksigen tidak bisa masuk ke dalam aliran darah.
Bila Anda menunjukkan beberapa gejala yang parah, maka dokter biasanya akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut, seperti:
CT scan. Bila penyakit infeksi paru yang Anda derita tak kunjung sembuh, maka dokter akan meminta Anda untuk melakukan ct scan agar dapat dilihat kondisi paru Anda saat itu. Kultur cairan paru. Pemeriksaan ini mengharuskan dokter mengambil cairan di dalam paru dan kemudian diperiksa kandungannya. Pemeriksaan ini membantu dokter untuk menetukan tipe infeksi yang terjadi.
Penyakit pneumonia adalah penyakit yang disebabkan infeksi, sehingga pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk menghentikan infeksi dan mencegahnya datang di kemudian hari. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan tipe, keparahan dari infeksi paru yang terjadi, usia pasien, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Macam-macam opsi pengobatan pneumonia adalah:
Antibiotik
Obat antibiotik akan diberikan pada orang yang terserang penyakit pneumonia bakterial. Biasanya, tim medis Anda akan memeriksa dulu jenis bakteri apa yang menyebabkan infeksi di organ paru, kemudian akan disesuaikan dengan jenis antibiotik yang akan diberikan. Ketika pemberian antibiotik tidak dapat mengatasi gejala infeksi yang dialami, maka bisa jadi bakteri telah kebal terhadap obat tersebut, sehingga dokter akan menggantinya dengan jenis obat yang baru.
Obat antivirus
Obat ini digunakan untuk pasien yang mengalami infeksi akibat virus. Virus tidak bisa dilawan dengan antibiotik, jadi kalau ada pasien yang mengalami infeksi paru setelah flu maka sebaiknya diberikan obat antivirus, seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (relenza).
Obat batuk
Obat ini digunakan untuk meredakan gejala batuk yang biasanya dialami ketika infeksi paru menyerang. Biasanya akan diberikan untuk membuat Anda lebih nyaman dan supaya Anda tidak merasakan sakit akibat batuk terus menerus.
Obat penghilang rasa sakit
Bila Anda mengalami nyeri sendi atau otot, kepala pusing, atau demam, maka dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit untuk meredakan gejala yang Anda alami, seperti ibuprofen dan acetaminophen.
Apakah saya perlu dirawat di rumah sakit? Bila gejala infeksi yang Anda alami ringan dan tidak terlalu parah, maka Anda hanya akan diberikan obat-obatan yang telah disebutkan sebelumnya. Anda akan dirawat di rumah sakit karena paru-paru basah yang Anda miliki jika:
Berusia lebih dari 65 tahun
Memiliki gangguan fungsi ginjal
Memiliki tekanan darah kurang dari 90/60 mm Hg. Selain itu, mengalami tekanan diastol kurang dari 90 mmHg atau memiliki tekanan darah sistol kurang dari 60 mmHg.
Pernapasan terasa cepat, bernapas 30 kali atau lebih dalam satu menit
Suhu tubuh di bawah normal
Detak jantung di bawah 50 atau di atas 100
Bila hal ini terjadi pada Anda, sebaiknya Anda segera pergi ke IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sementara pneumonia pada anak harus dirawat intensif di rumah sakit bila:
Kurang dari 2 tahun
Mengalami letargi atau penurunan kesadaran
Sulit bernapas
Mengalami dehidrasi
Memiliki kadar oksigen yang rendah pada darah
Umumnya memang kondisi infeksi ini dapat disembuhkan hanya dengan konsumsi obat saja dan gejala akan hilang dalam waktu yang sebentar. Setelah pengobatan diberikan, biasanya tubuh akan kembali pulih hanya dalam waktu beberapa minggu saja.
Tapi hal ini tergantung dengan seberapa parah infeksi paru yang terjadi. Semakin parah gejala yang dialami, maka waktu pengobatan yang dibutuhkan semakin lama. Pada beberapa kasus, penyakit infeksi paru ini dapat datang kembali dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang kronis. Gangguan kesehatan ini juga dapat memperparah penyakit yang sebelumnya telah Anda derita, seperti contohnya memperparah gejala penyakit jantung.
Berbagai komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit pneumonia
Bila infeksi tidak ditangani dengan baik, maka akan ada komplikasi atau masalah kesehatan lain yang timbul. Komplikasi yang akan timbul akibat pneumonia adalah:
Bakterimia. Hal ini terjadi ketika bakteri penyebab infeksi masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah, peradangan di dalam darah, bahkan dalam beberapa kasus mengakibatkan kegagalan organ. Luka pada organ paru. Infeksi yang ditimbulkan membuat paru semakin banyak mengalami luka. Efusi pleura. Jika infeksi tidak ditangani dengan baik, maka cairan akan berkumpul pada bagian selaput paru dan menyebabkan pasien semakin sulit bernapas.
Infeksi pada salah satu bagian jantung. Bakteri dapat menginfeksi jantung juga meskipun tadinya berada di organ paru. Kondisi ini disebut dengan endokarditis. Penyebaran infeksi ke jantung ini harus segera ditangani, karena jika tidak pasien akan berisiko mengalami gagal jantung.
Perawatan di rumah juga harus diperhatikan untuk mencegah infeksi datang menyerang paru kembali. Berikut adalah tips jika Anda sedang menjalani masa pemulihan dari infeksi paru di rumah:
Istirahat yang cukup. Jangan kembali beraktivitas normal dulu jika gejala-gejala infeksi Anda belum sembuh betul, apalagi suhu badan masih tinggi. Meskipun Anda sudah merasa lebih baik, sebaiknya jangan terlalu lelah dan memaksakan diri. Hal ini dapat membuat kekebalan tubuh Anda kembali lemah dan infeksi dapat kembali di kemudian hari. Minum air yang cukup. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dapat menolong Anda untuk mengurangi jumlah lendir atau dahak di dalam paru.
Mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran. Sebaiknya Anda konsumsi obat sesuai dengan anjuran yang diberikan. Bila Anda diminta untuk mengonsumsi antibiotik, maka lebih baik Anda habiskan obat tersebut. Pasalnya, jika tidak dihabiskan, bakteri penyebab infeksi dapat kebal terhadap obat yang Anda konsumsi.
Dalam banyak kasus, infeksi ini sebenarnya dapat dicegah. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan agar tak terkena pneumonia adalah dengan pemberian vaksin serta menghindari berbagai faktor risiko dari penyakit ini.
Vaksinasi. Vaksin dianggap sebagai cara yang cukup ampuh untuk menghindari infeksi paru ini terjadi. biasanya, ada vaksin yang memang khusus pneumonia dan ada vaksin untuk menangkal flu – karena infeksi sering terjadi setelah flu. untuk mengetahui mana yang tepat untuk Anda dapatkan, sebaiknya konsultasikan hal ini pada dokter Anda.
Pastikan kalau anak-anak juga mendapatkan vaksin. Pneumonia pada anak juga dapat dicegah dengan cara vaksin. Biasanya vaksin yang diberikan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun dengan anak yang berusia 2-5 tahun berbeda. Karena pneumonia pada anak cukup berbahaya, sebaiknya segera berikan vaksin pada si kecil dan diskusikan hal ini pada dokter anak Anda.
Menerapkan pola hidup yang bersih. Karena penyakit pneumonia adalah penyakit infeksi, maka untuk mengurangi risiko, Anda harus menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan. Sering-sering lah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir agar bakteri dan virus tak menempel di permukaan kulit.
Jauhi rokok. Kebiasaan ini hanya akan membuat saluran pernapasan Anda terinfeksi, termasuk organ paru.
Melakukan pola hidup yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan Anda secara menyeluruh. Selain itu, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga rutin, Anda akan memiliki sistem kekebalan yang kuat dan mampu menangkal berbagai zat asing masuk ke dalam tubuh.
Patogenesis pneumonia mencakup interaksi antara mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh pasien. Kuman mencapai alveoli melalui inhalasi, aspirasi kuman orofaring, penyebaran hematogen dari fokus infeksi lain, atau penyebaran langsung dari lokasi infeksi.
Pada bagian saluran nafas bawah, kuman menghadapi daya tahan tubuh berupa sistem pertahanan mukosilier, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronchial dan neutrofil. Juga daya tahan tubuh humoral IgA dan IgG dari sekresi bronchial. Terjadinya pneumonia tergantung pada virulensi MO, tingkat kemudahan dan luasnya daya tahan tubuh. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme (bakteri, virus, jamur) dan tersering disebabkan oleh bakteri.
Posting Komentar