Kesehatan/Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat minggu pertaman kehidupan. Mekanisme pertahanan neonatus selanjutnya menghambat complement yang lebih rendah, disfungsi monosit dan sirkulasi monosit dan leukosit menurun jumlah dan fungsinya tidak efesien.
Sepsis pada periode neonatal dapat diperoleh pada masa melalui plasenta yang berasal dari aliran darah maternal dan selama ingesti atau aspirasi yang dipengaruhi oleh cairan amnion. Pada waktu lahir, infeksi dapat terjadi dari kontak langsung dengan jaringan maternal selama perjalanan kelahiran. Agent infeksi umumnya E. coli yang mungkin terdapat dalam vagina yang berasal dari kontaminasi fekal. Candida albicans, virus herpeks, streptococcus hemolitik adalah mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus yang mendiami vagina.
Respiratory distress syndrom yang idiopatik dikenal juga sebagai Hyalin Membrane Disease, hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang mempunyai berat dibawah 1500 gram(Suryadi dan Yuliani, 2001). RDS adalah keadaan hipoksia dan cedera paru yang terjadi akibat atelektasis primer yang luas.
ARDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membran kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada sistem paru, kardiovaskuler atau tubuh secara luas. Bangunan paru janin dan produksi surfaktan penting untuk fungsi respirasi normal. Bangunan paru dari produksi surfaktan bervariasi pada masing-masing bayi.
Bayi prematur lahir sebelum produksi surfaktan memadai. Surfaktan, suatu senyawa lipoprotein yang mengisi alveoli, mencegah alveolar kolaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada defisiensi surfaktan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan asidosis respiratory.
Reduksi pada ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan asidosis metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif.
Atelektasis primer mengacu kepada keadaan kolapsnya alveolus secara substansial yang dijumpai pada bayi baru lahir. Dengan kolapsya alveolus maka ventilasi berkurang. Timbul hipoksia yang menyebabkan cedera paru dan terpacunya reaksi peradangan. Peradangan menyebabkan edema dan pembengkakkan ruang interstisium yang semakin menurunkan pertukaran gas antara kapiler dan alveolus yang masih berfungsi. Peradangan juga menyebabkan terbentuknya membran-membran hialin yang merupakan akumulasi fibrin putih di alveolus. Pengendapan fibrin tersebut semakin menurunkan pertukaran gas serta compliance paru maka usaha bernapas meningkat.
Penurunan ventilasi alveolus menyebabkan penurunan vasokonstriksi arteriol paru. Vasokonstriksi paru dapat menyebabkan peningkatan volume dan tekanan jantung kanan, sehingga terjadi pirau darah dari atrium kanan, melalui foramen ovale bayi baru lahir yang masih paten, langsung ke atrium kiri. Demikian juga, resistensi paru yang tinggi juga dapat menyebabkan darah deoksigenasi melewatkan paru dan langsung di salurkan ke sisi kiri tubuh melalui duktus arteriosus dan menyebabkan pirau kanan ke kiri. Pirau kanan ke kiri memperburuk keadaan hipoksia, sehingga timbul sianosis berat.
Untuk setiap usaha melakukan ventilasi pada alveolus yang kolaps, bayi harus mengeluarkan sejumlah besar energi. Pengeluaran energi tersebut akan diiringi oleh peningkatan kebutuhan oksigen yang semakin memperparah sianosis. Seiring dengan peningkatan kebutuhan oksigen bayi terperangkap dalam suatu siklus umpan balik positif.
Pada awalnya bayi akan memperlihatkan napas yang cepat dan dangkal sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang tinggi, sehinga pada analisis gas darah mula-mula terjadi alkalosis respiratorik karena karbon dioksida terbuang. Namun, bayi akan segera kelelahan karena kesulitan mengembangkan alveolus dan parunya dan tidak dapat mempertahankan usaha respirasinya. Apabila hal ini terjadi, maka usaha bernapas melambat dan gas darah memperlihatkan asidosis respiratorik dan dimulainya kegagalan pernapasan.
Untuk lebih lengkapnya silahkan download disini
Sepsis pada periode neonatal dapat diperoleh pada masa melalui plasenta yang berasal dari aliran darah maternal dan selama ingesti atau aspirasi yang dipengaruhi oleh cairan amnion. Pada waktu lahir, infeksi dapat terjadi dari kontak langsung dengan jaringan maternal selama perjalanan kelahiran. Agent infeksi umumnya E. coli yang mungkin terdapat dalam vagina yang berasal dari kontaminasi fekal. Candida albicans, virus herpeks, streptococcus hemolitik adalah mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus yang mendiami vagina.
Respiratory distress syndrom yang idiopatik dikenal juga sebagai Hyalin Membrane Disease, hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang mempunyai berat dibawah 1500 gram(Suryadi dan Yuliani, 2001). RDS adalah keadaan hipoksia dan cedera paru yang terjadi akibat atelektasis primer yang luas.
ARDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membran kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada sistem paru, kardiovaskuler atau tubuh secara luas. Bangunan paru janin dan produksi surfaktan penting untuk fungsi respirasi normal. Bangunan paru dari produksi surfaktan bervariasi pada masing-masing bayi.
Bayi prematur lahir sebelum produksi surfaktan memadai. Surfaktan, suatu senyawa lipoprotein yang mengisi alveoli, mencegah alveolar kolaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada defisiensi surfaktan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan asidosis respiratory.
Reduksi pada ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan asidosis metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif.
Atelektasis primer mengacu kepada keadaan kolapsnya alveolus secara substansial yang dijumpai pada bayi baru lahir. Dengan kolapsya alveolus maka ventilasi berkurang. Timbul hipoksia yang menyebabkan cedera paru dan terpacunya reaksi peradangan. Peradangan menyebabkan edema dan pembengkakkan ruang interstisium yang semakin menurunkan pertukaran gas antara kapiler dan alveolus yang masih berfungsi. Peradangan juga menyebabkan terbentuknya membran-membran hialin yang merupakan akumulasi fibrin putih di alveolus. Pengendapan fibrin tersebut semakin menurunkan pertukaran gas serta compliance paru maka usaha bernapas meningkat.
Penurunan ventilasi alveolus menyebabkan penurunan vasokonstriksi arteriol paru. Vasokonstriksi paru dapat menyebabkan peningkatan volume dan tekanan jantung kanan, sehingga terjadi pirau darah dari atrium kanan, melalui foramen ovale bayi baru lahir yang masih paten, langsung ke atrium kiri. Demikian juga, resistensi paru yang tinggi juga dapat menyebabkan darah deoksigenasi melewatkan paru dan langsung di salurkan ke sisi kiri tubuh melalui duktus arteriosus dan menyebabkan pirau kanan ke kiri. Pirau kanan ke kiri memperburuk keadaan hipoksia, sehingga timbul sianosis berat.
Untuk setiap usaha melakukan ventilasi pada alveolus yang kolaps, bayi harus mengeluarkan sejumlah besar energi. Pengeluaran energi tersebut akan diiringi oleh peningkatan kebutuhan oksigen yang semakin memperparah sianosis. Seiring dengan peningkatan kebutuhan oksigen bayi terperangkap dalam suatu siklus umpan balik positif.
Pada awalnya bayi akan memperlihatkan napas yang cepat dan dangkal sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang tinggi, sehinga pada analisis gas darah mula-mula terjadi alkalosis respiratorik karena karbon dioksida terbuang. Namun, bayi akan segera kelelahan karena kesulitan mengembangkan alveolus dan parunya dan tidak dapat mempertahankan usaha respirasinya. Apabila hal ini terjadi, maka usaha bernapas melambat dan gas darah memperlihatkan asidosis respiratorik dan dimulainya kegagalan pernapasan.
Untuk lebih lengkapnya silahkan download disini
Posting Komentar