Health Akbar Post
Akbarpost/Adanya ketidaknyamanan atau kondisi menyimpang didalam rongga mulut dapat mempengaruhi status nutrisi seseorang. Perubahan dalam rongga mulut mempengaruhi tipe dan jumlah makanan yang dicerna serta dimana derajat partikel makanan yang dicampur secara tepat dengan enzim-enzim saliva. Masalah esofagus yang beruhubungan dengan kerja mengunyah dapat juga memberi pengaruh yang merugikan bagi masukan makanan dan cairan, sehingga membahayakan kesehatan dan kesejahteraan secara umum.

Kondisi Rongga Oral
Abnormalitas Gigi, Plak dan Karies Gigi
Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi. Luasnya kerusakan pada gigi tergantung pada beberapa faktor, yang paling signifikan adalah :
1. adanya plak gigi
2. kekuatan asam dan kemampuan saliva untuk menetralisasi
3. lamanya waktu asam kontak dengan gigi
4. kerentanan gigi untuk rusak

Kerusakan gigi mulai dengan lubang kecil, biasanya pada fisura (pecahnya email gigi) atau paa area yang sulit untuk bersih. Karena dentin tidak sekeras email, keruasakan berlanjut lebih cepat dan pada waktu tertentu mencapai pulpa. Bila darah, pembuluh limfe, dan saraf terpajan, bagian ini terkena dan terbentuk abses, baik didalam gigi atau pada ujung radiks.
Penatalaksanaan. Mencegah dan mengontrol karies gigi mencakup mempraktikan perawatan gigi efektif, mengurangi masukan gula (karbohidrat halus), memberikan fluorida pada gigi atau minum air mengandung fluorida, dan menggunakan pelapis pit dan fisura.

Perawatan mulut
Penyikatan terutama efektif pada pemecahan secara mekanik terhadap plak bakteri yang terkandung di sekitar gigi. Gerakan normal dari otot mastikasi dan aliran normal saliva juga membantu dalam mempertahankan gigi tetap bersih. Metode yang paling efektif adalah pembersihan secara mekanis (menyikat). Bila tidak memungkinkan untuk disikat, lebih baik diseka dengan waslap dari pada meminta pasien berkumur dengan pencuci mulut antiseptik beberapa kali sebelum memuntahkannya kedalam baskom. Sikat gigi berbulu halus lebih efektif daripada stik busa atau spon.

Diet
Karies gigi dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam diet. Pasien yang menyukai kudapan harus didorong untuk memilih alternatif yang kurang kariogenik seperti buah, sayuran, kacang dan mungkin keju.

Fluoridasi
Fluoridasi dapat dilaksanakan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan jel kental pada gigi menambahkan fluorida pada suplai air di rumah dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluorida atau menggunakan tablet, tetesan, atau tablet hisap natrium fluorida.

Pelapis Lubang dan Fisura
Beberapa dokter gigi memberikan pelapis khusus untuk mengisi dan menutup area ini dari potensial pemajanan ke proses kariogenik.

Penatalaksanaan
Pengobatan untuk karies gigi mencakup pengisian, pencabutan, implan gigi, dan dan gigi palsu.

Abses Dentoalveolar atau Abses Periapikal
Abses periapikal lebih umum disebut sebagai abses gigi, mencakup pengumpulan pus didalam periosteum gigi apical (membran fibrosa yang menyokong stuktur gigi) dan jaringan sekitar apeks gigi (dimana ini disokong pada tulang rahang). Abses periapikal akut biasanya sekunder terhadap pulpitis supuratif (inflamasi yang menghasilkan pus dari pulpa gigi) yang timbul dari infeksi yang meluas melalui foramen apikal gigi untuk membentuk abses disekitar apeks. Abses dentoalveolar kronis adalah proses infeksi progresif lambat. Infeksi akhirnya menimbulkan abses gigi tersembunyi yaitu granuloma periapikal nyata.

Penatalaksanaan
Pada tahap awal infeksi, ahli bedah gigi dapat mengebor lubang kedalam ruang pulpa untuk menghilangkan tegangan dan nyeri dan memberikan drainase. Drainase diberikan dengan insisi melalui gingivae turun ke tulang rahang. Pus (materi purulen) keluar dibawah tekanan.

Intervensi keperawatan
Perawat mengkaji perdarahan setelah pengobatan dan instruksikan pasien untuk menggunakan cairan salin hangat atau air pencuci mulut untuk mempertahankan area bersih.

Maloklusi
Maloklusi adalah ketidaksejajaran gigi atas dan arkus gigi bawah bila rahang ditutup.

Penatalaksanaan
Untuk mensejajarkan gigi kembali ahli ortodontik secara bertahap mendorong gigi pada lokasi yang baru dengan menggunakan kawat atau pita plastik (brace). Pada fase akhir pengobatan, alat penahan dipakai untuk beberapa jam setiap hari untuk menyokong jaringan saat gigi menyesuaikan pada kesejajaran baru.

Intervensi keperawatan
Psien penting mempraktikkan higiene oral lain. Perawat pasien untuk terus memperhatikan bagian penting dari pengobatan ini.

Reposisi dan Rekonstruksi Rahang
Faktur sederhana dari mandibula tanpa perubahan posisi, mengakibatkan terangkatnya dagu, dan intervensi bedah direncanakan, untuk mencegah sindrom rahang pendek atau panjang. Rekonstruksi rahang mungkin diperlukan setelah trauma dari kecelakaan atau kanker, baik yang dapat menyebabkan kehilangan jaringan mupun tulang.

Fraktur mandibula biasanya fraktur tertuup. Pada masa lalu, mengimobilisasi rahang bawah dengan kawat pada rahang atas (fiksasi maksilaris internal / IMF) adalah metode yang digunakan untuk pengobatan fraktur mandibula. Prosedur ini dihubungkan dengan beberapa hasil negative.

Karena rahang tetap terkawat selama kira-kira 6 minggu, pasien yang telah menjalani prosedur ini mengalami kesulitan dalam mempertahankan nutrisi adekuat. Mereka juga mengalami kesulitan dengan higiene oral, atrofi otot mastikasi dan disfungsi sendi temporomandibular. Mereka juga berisiko tinggi terhadap aspirasi khususnya pada perioede segera pascaoperasi.

Intervensi keperawatan
Selang penghisap nasogastrik dimasukkan seama pembedahan dihubungkan ke penghisap tekanan rendah untuk menghilangkan isi lambung dan mengurangi bahaya aspirasi. Pemotong kawat dipertahankan di sisi tempat tidur pasien. Bila pasien muntah, perawat harus memotong kawat untuk mencegah aspirasi.

Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di Rumah
Adanya area iritasi dilaporkan. Untuk pasien yang dipulangkan setelah IMF, pemotong kawat siap tersedia dan pasien serta anggota keluarga diinstruksikan tentang bagaimana memotong kawat dalam keadaan darurat.

Parotitis
Parotitis (inflamasi kelenjar parotis) adalah kondisi inflamasi paling umum dari kelenjar saliva, namun infeksi dapat juga terjadi pada kelenjar saliva lain. Lesi esensial dari mumps (parotitis epidemik) adalah inflamasi kelenjar salivs (biasannya parotis) dan terutama penyakit menular pediatrik yang diebabkan oleh infeksi virus.

Awitan dari komplikasi ini tiba-tiba, disertai eksaserbasi baik demam dan gejala tegang serta nyeri tekan. Nyeri terasa di telinga, dan pembengkakan kelenjar mempengaruhi menelan. Pembengkakan meningkat dengan cepat dan kulit diatasnya segera menjadi merah dan mengikat.

Intervensi keperawatan
Untuk mencegah parotitis pascaopratif, pasien dianjurkan untuk memeriksa gigi yang dilakukan sebelum pembedahan. Selain itu, persiapan pasien optimal mencakup mempetahankan nutrisi adekuat dan masukan cairan serta higiene oral yang baik, dan bila mungkin menghentikan obat-obatan yang dapat menurunkan saliva (misal tranqilizer dan diuretik). Bila terjadi parotitis, terapi antibiotik diperlukan analgesik juga diresepkan untuk mengontrol nyeri. Bila terapi antibiotik tidak efektif, insisi dan drainase (I&D) kelenjar diperlukan..

Sialadenitis
Sialadenitis (inflamasi kelenjar saliva) dapat disebabkan oleh dehidrasi, terapi radiasi, stress, malnutrisi, kalkuli kelenjar saliva (batu), atau higiene oral yang tidak tepat dan dihubungkan dengan infeksi dengan staphylococcus aureus, staphylococcus viridans atau pneumokokus. Gejala meliputi nyeri, bengkak, dan rabas purulen.

Penatalaksanaan
Antibiotik digunakan untuk menghilangkan gejala akut. Masase, dehidrasi, dan kortikosteroid sering menyembuhkan masalah. Sialoadenitis kronis, dengan nyeri tidak terkontrol, diobati dengan pembedahan untuk menalirkan kelenjar atau mengeksisi kelenjar dan duktusnya.

Kulkulus Saliva (Sialolitiasis)
Batu saliva terjadi pada kelenjar submandibularis. Batu saliva dibentuk terutama dari kalsium fosfat. Bila terletak didalam kelenjar, batu ini tidak teratur dan bervariasi dalam diameter dari 3-30 mm.Batu didalam duktus berukuran kecil dan berbentuk oval.

Kalkuli didalam kelenjar saliva tidak menyebabkan gejala kecuali timbul infeksi tetapi kalkulus yang menyumbat duktus menyebabkan nyeri tiba-tiba, local, dan sering nyeri kolik, yang tiba-tiba hilang dengan membuang ludah. Kalkulus dapat dikeluarkan dengan mudah dari duktus ke dalam mulut, kadang-kadang engan membesarkan lubang duktal memungkinkan batu melaluinya dengan spontan.

Neoplasma
Meskipun tidak umum, neoplasma (tumor atau pertumbuhan) dari hamper setiap tipe dapat berkembang pada kelenjar saliva. Tumor terjadi lebih sering pada kelenjar parotis.

Download Asuhan Keperawatan Gastrointestinal Atas

ASKEP 1 Download

Posting Komentar

[random][video]
Diberdayakan oleh Blogger.