Akbarpost/Hepatitis A merupakan penyakit endemik pada beberapa daerah terutama dengan sanitasi yang kurang. Tetapi epidemik terjadi pada daerah sanitasi yang baik. Masa inkubasi berkisar sekitar 15 – 45 hari. Cara penularannya melalui fekal – oral ( Hotma Rumahorbo, et al, 2000 : 90 ).
Hepatitis A sebelumnya dikenal dengan hepatitis infeksiosa, ditularkan dengan rute fekal – oral. Organismenya ditularkan melalui makanan dan melalui air. Hepatitis tipe A dapat bersifat epidemi. Perjalanan klinisnya berkisar 1 – 3 bulan. Penyembuhan biasanya sempurna dan tidak mengarah pada hepatitis kronis atau sirosis hepatis ( Hudak dan Gallo, 1997 : 390 ). Dari ke dua definisi diatas bisa diambil kesimpulan bahwa hepatitis A merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus HAV dengan ditularkan melalui rute fecal - oral.
Virus Hepatitis A ( HAV ) merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm, virus ini dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase pra ikterik. Sewaktu timbul ikterik, maka antibodi terhadap HAV ( anti HAV ) telah dapat diukur di dalam serum ( Price dan Wilson, 1995 : 440 ). Hepatitis A ( HA ) didiagnosa dengan adanya antibodi hepatitis A ( Anti HAV ) dalam darah. Anti bodi ini adalah immunoglobulin kelas IgM dan menandakan infeksi aktif terbaru. Kemudian antibodi ini digantikan oleh kelas Ig G yang menandakan immunitas terhadap Hepatitis A ( Hudak dan Gallo, 1997 : 390 ).
Invasi virus Hepatitis A kedalam tubuh menyebabkan kerusakan sel-sel hati dan menyebabkan hati membengkak. Dampak terjadinya proses ini tergantung pada parahnya kerusakan sel hati. Pembengkakan pada hati menyebabkan terjadinya peregangan kapsul glisson yang berakibat nyeri pada abdomen kuadran kanan atas.
Kerusakan sel-sel hati menyebabkan aktivitas kerja hati dan empedu terganggu. Empedu tidak dapat dieksresikan dalam kandung empedu dan usus. Oleh karena itu berdampak pada peningkatan bilirubin direct yang dieksresikan dalam ginjal dan akan meningkatkan urobilinogen sehingga urin berwarna gelap. Bilirubin terkonjugasi yang kadarnya meningkat menyebabkan pruritus pada kulit dan kulit menjadi jaundice. Selain itu aktivitas kerja hati juga menyebabkan menurunnya energi yang di metabolisme oleh hati dan menyebabkan kelemahan fisik.
Kecenderungan perdarahan pada kasus berat dapat timbul karena menurunnya sintesis protrombin maupun menurunnya absorbsi vitamin K yang larut dalam lemak, berakibat menurunnya kadar bilirubin dalam usus. Hal ini menyebabkan anemia (Rumahorbo, et. Al, 2000:91)
Hepatitis A sebelumnya dikenal dengan hepatitis infeksiosa, ditularkan dengan rute fekal – oral. Organismenya ditularkan melalui makanan dan melalui air. Hepatitis tipe A dapat bersifat epidemi. Perjalanan klinisnya berkisar 1 – 3 bulan. Penyembuhan biasanya sempurna dan tidak mengarah pada hepatitis kronis atau sirosis hepatis ( Hudak dan Gallo, 1997 : 390 ). Dari ke dua definisi diatas bisa diambil kesimpulan bahwa hepatitis A merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus HAV dengan ditularkan melalui rute fecal - oral.
Virus Hepatitis A ( HAV ) merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm, virus ini dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase pra ikterik. Sewaktu timbul ikterik, maka antibodi terhadap HAV ( anti HAV ) telah dapat diukur di dalam serum ( Price dan Wilson, 1995 : 440 ). Hepatitis A ( HA ) didiagnosa dengan adanya antibodi hepatitis A ( Anti HAV ) dalam darah. Anti bodi ini adalah immunoglobulin kelas IgM dan menandakan infeksi aktif terbaru. Kemudian antibodi ini digantikan oleh kelas Ig G yang menandakan immunitas terhadap Hepatitis A ( Hudak dan Gallo, 1997 : 390 ).
Invasi virus Hepatitis A kedalam tubuh menyebabkan kerusakan sel-sel hati dan menyebabkan hati membengkak. Dampak terjadinya proses ini tergantung pada parahnya kerusakan sel hati. Pembengkakan pada hati menyebabkan terjadinya peregangan kapsul glisson yang berakibat nyeri pada abdomen kuadran kanan atas.
Kerusakan sel-sel hati menyebabkan aktivitas kerja hati dan empedu terganggu. Empedu tidak dapat dieksresikan dalam kandung empedu dan usus. Oleh karena itu berdampak pada peningkatan bilirubin direct yang dieksresikan dalam ginjal dan akan meningkatkan urobilinogen sehingga urin berwarna gelap. Bilirubin terkonjugasi yang kadarnya meningkat menyebabkan pruritus pada kulit dan kulit menjadi jaundice. Selain itu aktivitas kerja hati juga menyebabkan menurunnya energi yang di metabolisme oleh hati dan menyebabkan kelemahan fisik.
Kecenderungan perdarahan pada kasus berat dapat timbul karena menurunnya sintesis protrombin maupun menurunnya absorbsi vitamin K yang larut dalam lemak, berakibat menurunnya kadar bilirubin dalam usus. Hal ini menyebabkan anemia (Rumahorbo, et. Al, 2000:91)
Posting Komentar