Akbarpost/Penyakit paru obstruktif menahun /PPOM (Chronic Obstruktive Disease) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh Emfisema atau Bronkitis Kronis. PPOM lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat fatal. PPOM juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga factor keturunan. Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang tidak berbahaya, bisa meningkatkan resiko terjadinya PPOM, tetapi kebiasaan merokok pengaruhnya lebih besar dibanding pekerjaan seseorang dimana sekitar 10-15% perokok menderita PPOM.
Angka kematian karena emfisema dan bronchitis kronis pada perokok lebih tinggi dibanding dengan angka kematian karena PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat daripada bukan perokok. Semakin banyak rokok yang diisap, semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru-paru.
Ada 2 (dua) hal penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu emfisema dan bronchitis kronis.
Emfisema
Emfisema adalah suatu pelebaran kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Dalam keadaan normal, sekumpulan alveoli yang berhubungan kesaluran nafas kecil (bronkioli), membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernafasan tetap terbuka. Pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan sehingga bronkioli kehilangan struktur penyangganya. Dengan demikian, pada saat udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut. Struktur saluran udara menyempit dan sifatnya menetap.
Bronchitis kronis
Bronchitis kronis adalah batuk menahun yang menetap, yang disertai dengan pembentukan dahak dan bukan merupakan akibat dari penyebab yang secara medis diketahui (misalnya kanker paru-paru). Pada saluran udara kecil terjadi pembentukan jaringan paru, pembengkakan lapisan, penyumbatan parsial oleh lendir dan kejang pada otot polosnya. Penyempitan ini bersifat semetara.
Pada bronchitis terjadi penyempitan saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak. Pada bronchitis kronis, disebabkan karena perubahan pada saluran pernafasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi obliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet.
Saluran pernafasan besar juga menyempit karena hypertrofi dan hyperplasia kelenjar mucus. Pad apenderita bronchitis saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran pernafasan bagian bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Hal ini mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang sehingga penyebaran udara pernafasan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata. Tombul hypoksia dan sesak nafas. Lebih jauh lagi hypoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hypertensi pulmonal yang dalam jangka lama dapat menimbulkan kor pulmonal.
Angka kematian karena emfisema dan bronchitis kronis pada perokok lebih tinggi dibanding dengan angka kematian karena PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat daripada bukan perokok. Semakin banyak rokok yang diisap, semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru-paru.
Ada 2 (dua) hal penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu emfisema dan bronchitis kronis.
Emfisema
Emfisema adalah suatu pelebaran kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Dalam keadaan normal, sekumpulan alveoli yang berhubungan kesaluran nafas kecil (bronkioli), membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernafasan tetap terbuka. Pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan sehingga bronkioli kehilangan struktur penyangganya. Dengan demikian, pada saat udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut. Struktur saluran udara menyempit dan sifatnya menetap.
Bronchitis kronis
Bronchitis kronis adalah batuk menahun yang menetap, yang disertai dengan pembentukan dahak dan bukan merupakan akibat dari penyebab yang secara medis diketahui (misalnya kanker paru-paru). Pada saluran udara kecil terjadi pembentukan jaringan paru, pembengkakan lapisan, penyumbatan parsial oleh lendir dan kejang pada otot polosnya. Penyempitan ini bersifat semetara.
Pada bronchitis terjadi penyempitan saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak. Pada bronchitis kronis, disebabkan karena perubahan pada saluran pernafasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi obliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet.
Saluran pernafasan besar juga menyempit karena hypertrofi dan hyperplasia kelenjar mucus. Pad apenderita bronchitis saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran pernafasan bagian bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Hal ini mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang sehingga penyebaran udara pernafasan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata. Tombul hypoksia dan sesak nafas. Lebih jauh lagi hypoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hypertensi pulmonal yang dalam jangka lama dapat menimbulkan kor pulmonal.
Posting Komentar