Akbarpost/Ereksi pada penis terjadi saat aliran darah menuju jaringan penis (corpus cavernosum & corpus spongiosum) bertambah akibat dilatasi arteri urethtral, arteri pada bulbus penis, arteri dorsalis penis, dan arteri pada jaringan dalam penis. Pada saat yang sama terjadi kontraksi otot ischiocavernosus dan bulbocavernosus dan menyebabkan kompresi dan hambatan aliran darah vena dari corpus cavernosa & spongiosum sehingga kombinasi kejadian ini menyebabkan terjadi distensi dan rigiditas otot penis hingga terjadilah ereksi. (F. Greenspan : Basic & Clinical Endocrinology, 3rd edition).
Ereksi adalah peristiwa yang terutama melibatkan aspek vaskuler yang diregulasi oleh sistem saraf, otak dan otonom (parasimpatis dan simpatis). Ereksi terjadi malalui dua mekanisme neural yang sinergis (1) ereksi refleksogenik ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah penis dan dihantar oleh arkus refleks di medulla spinalis sacralis dan (2) ereksi psikogenik ditimbulkan oleh rangsangan psikis pada otak (limbik sistem)) dan dihantar menuju dua pusat ereksi di medula spinalis yaitu pada segmen torakolumbar (T12-L2) dan segemen sakral (S2-4). (Keye, Chang : Infertility ; F. Greenspan : Basic & Clinical Endocrinology, 3rd edition ).
Pada ereksi refleksogenik , impuls afferent (sensoris) yang berasal dari penis akan dihantar lewat nervus pudendus menuju segmen sacralis (S2-4). Saraf efferent parasimpatis akan datang dari S2-4 lewat nervus splanknikus pelvis (nervus erigentes) dan mencapai corpus cavernosa penis, sedang serabut effernt somatik dari S2-4 melewati nervus pudendus dan menginervasi otot perineal. Serabut efferent saraf simpatis yang berasal dari segmen torakolumbar (T12-L2) akan mencapai penis lewat nervus hypogastrik dan nervus pelvikus dan selanjutnya menuju nervus cavernosus di penis (Keye, Chang : Infertility).
Pada ereksi psikogenik, beberapa sensasi visual, taktil, auditory, dan gustatory akan dipersepsi di daerah kortikal dan subkortikal otak, kemudian mengalami integrasi di sistem limbik, selanjutnya lewat serabut saraf descendesn menuju pusat ereksi di segmen torakolumbar dan sakralis untuk menimbulkan ereksi penis. Stimuls yang terjadi secara psikogenik juga merangsang libido atau hasrat seksual. Itulah sebabnya gangguan yang menyababkan menurunnya libido dan hasrat seksual selalu disertai dengan disfungsi ereksi. Libido terutama ditentukan oleh faktor psikologis dan dalam derajat tertentu juga ditentukan oleh hormon androgen. (Keye, Chang : Infertility).
Ereksi yang terjadi akibat stimulasi pusat ereksi pada medulla spinalis, juga melibatkan beberapa neurotransmitter sehingga terjadi relaksasi otot polos cavernosus dan dilatasi pembuluh darah arteri penis. Stimulasi asetilkolin dan nonadrenergik neurotransmitter sistem ( nitric oxide, neuropeptida Y), serta inhibisi neurotransmitter yang lain seperti alfa-adrenegik, dianggap berperan penting menimbulkan ereksi, meskipun mekanisme neurotransmitter ini dalam proses ereksi masih banyak yang belum jelas (J Rajfer : Infertility & Impotence ; Keye, Chang : Infertility).
Dari aspek vaskuler sendiri, ereksi yang ditandai dengan dilatasi pembuluh darah arteri penis, banyak melibatkan sitokin-sitokin akibat perangsangan neurotransmitter pada pembuluh darah di daerah penis. Dari sekian banyak sitokine yang dianggap berperan pada proses ereksi, Nitric oxide (NO) dan endotelin (ET) merupakan senyawa yang berperan penting. Beberapa bukti menunjukkan bahwa proses ereksi terjadi akibat keseimbangan antara kadar vasodilator NO dan vasokonsriktor ET dalam pembuluh darah penis (Kadioglu A…., Arch Esp Urol, 1998 Sep 51(7): 739-40).
Nitric oxide (NO) misalnya, dianggap memegang peranan kunci sebagai mediator pada proses ereksi (Maas …., Vasc Med. 2002 Aug 7 (3):213-25; Bloch …., Urol Res. 1998 26(2):129-35). NO disamping dihasilkan secara lansung oleh saraf parasimpatis non-adrenegik non-kolinergik, juga dihasilkan secara tidak langsung oleh sel-sel endotel akibat stimulasi kolinergik. NO kemudian mengaktifkan Guanyl cyclase yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi cGMP intraseluler.
CGMP kemudian mengaktifkan protein kinase yang selanjutnya memblokir masuknya ion Calsium ke dalam sel dengan menginhibisi Calsium channel. Hal ini menyebabkan menurunnya kadar Calsium intrasel sehingga menimbulkan relaksasi otot polos pada corpus cavernosa (Cartledge J, Minhas S, Eardley I : The role of nitric oxide in penile erection, Expert Opin Pharmacother. 2001 Jan 2(1) : 95-107; H Salomon, J W Man, G Jackson ………..). Demikian pula Endotelin (ET) oleh beberapa penelitian terbukti ikut berperan memodulasi proses ereksi dengan cara mengatur tonus pembuluh darah penis, sehingga ET dianggap berperan memulai dan mempertahankan ereksi (Kadioglu A…., Arch Esp Urol, 1998 Sep 51(7): 739-40) . Penelitian pada binatang coba membuktikan bahwa ET-1 dosis rendah berefek vasodilatasi arteri cavernosus sedang dosis tinggi menyebabkan vasokontriksi (Ari G …., Eur J Pharmacol, 1996 Jun 20; 307 (1) 69-74).
Ereksi adalah peristiwa yang terutama melibatkan aspek vaskuler yang diregulasi oleh sistem saraf, otak dan otonom (parasimpatis dan simpatis). Ereksi terjadi malalui dua mekanisme neural yang sinergis (1) ereksi refleksogenik ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah penis dan dihantar oleh arkus refleks di medulla spinalis sacralis dan (2) ereksi psikogenik ditimbulkan oleh rangsangan psikis pada otak (limbik sistem)) dan dihantar menuju dua pusat ereksi di medula spinalis yaitu pada segmen torakolumbar (T12-L2) dan segemen sakral (S2-4). (Keye, Chang : Infertility ; F. Greenspan : Basic & Clinical Endocrinology, 3rd edition ).
Pada ereksi refleksogenik , impuls afferent (sensoris) yang berasal dari penis akan dihantar lewat nervus pudendus menuju segmen sacralis (S2-4). Saraf efferent parasimpatis akan datang dari S2-4 lewat nervus splanknikus pelvis (nervus erigentes) dan mencapai corpus cavernosa penis, sedang serabut effernt somatik dari S2-4 melewati nervus pudendus dan menginervasi otot perineal. Serabut efferent saraf simpatis yang berasal dari segmen torakolumbar (T12-L2) akan mencapai penis lewat nervus hypogastrik dan nervus pelvikus dan selanjutnya menuju nervus cavernosus di penis (Keye, Chang : Infertility).
Pada ereksi psikogenik, beberapa sensasi visual, taktil, auditory, dan gustatory akan dipersepsi di daerah kortikal dan subkortikal otak, kemudian mengalami integrasi di sistem limbik, selanjutnya lewat serabut saraf descendesn menuju pusat ereksi di segmen torakolumbar dan sakralis untuk menimbulkan ereksi penis. Stimuls yang terjadi secara psikogenik juga merangsang libido atau hasrat seksual. Itulah sebabnya gangguan yang menyababkan menurunnya libido dan hasrat seksual selalu disertai dengan disfungsi ereksi. Libido terutama ditentukan oleh faktor psikologis dan dalam derajat tertentu juga ditentukan oleh hormon androgen. (Keye, Chang : Infertility).
Ereksi yang terjadi akibat stimulasi pusat ereksi pada medulla spinalis, juga melibatkan beberapa neurotransmitter sehingga terjadi relaksasi otot polos cavernosus dan dilatasi pembuluh darah arteri penis. Stimulasi asetilkolin dan nonadrenergik neurotransmitter sistem ( nitric oxide, neuropeptida Y), serta inhibisi neurotransmitter yang lain seperti alfa-adrenegik, dianggap berperan penting menimbulkan ereksi, meskipun mekanisme neurotransmitter ini dalam proses ereksi masih banyak yang belum jelas (J Rajfer : Infertility & Impotence ; Keye, Chang : Infertility).
Dari aspek vaskuler sendiri, ereksi yang ditandai dengan dilatasi pembuluh darah arteri penis, banyak melibatkan sitokin-sitokin akibat perangsangan neurotransmitter pada pembuluh darah di daerah penis. Dari sekian banyak sitokine yang dianggap berperan pada proses ereksi, Nitric oxide (NO) dan endotelin (ET) merupakan senyawa yang berperan penting. Beberapa bukti menunjukkan bahwa proses ereksi terjadi akibat keseimbangan antara kadar vasodilator NO dan vasokonsriktor ET dalam pembuluh darah penis (Kadioglu A…., Arch Esp Urol, 1998 Sep 51(7): 739-40).
Nitric oxide (NO) misalnya, dianggap memegang peranan kunci sebagai mediator pada proses ereksi (Maas …., Vasc Med. 2002 Aug 7 (3):213-25; Bloch …., Urol Res. 1998 26(2):129-35). NO disamping dihasilkan secara lansung oleh saraf parasimpatis non-adrenegik non-kolinergik, juga dihasilkan secara tidak langsung oleh sel-sel endotel akibat stimulasi kolinergik. NO kemudian mengaktifkan Guanyl cyclase yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi cGMP intraseluler.
CGMP kemudian mengaktifkan protein kinase yang selanjutnya memblokir masuknya ion Calsium ke dalam sel dengan menginhibisi Calsium channel. Hal ini menyebabkan menurunnya kadar Calsium intrasel sehingga menimbulkan relaksasi otot polos pada corpus cavernosa (Cartledge J, Minhas S, Eardley I : The role of nitric oxide in penile erection, Expert Opin Pharmacother. 2001 Jan 2(1) : 95-107; H Salomon, J W Man, G Jackson ………..). Demikian pula Endotelin (ET) oleh beberapa penelitian terbukti ikut berperan memodulasi proses ereksi dengan cara mengatur tonus pembuluh darah penis, sehingga ET dianggap berperan memulai dan mempertahankan ereksi (Kadioglu A…., Arch Esp Urol, 1998 Sep 51(7): 739-40) . Penelitian pada binatang coba membuktikan bahwa ET-1 dosis rendah berefek vasodilatasi arteri cavernosus sedang dosis tinggi menyebabkan vasokontriksi (Ari G …., Eur J Pharmacol, 1996 Jun 20; 307 (1) 69-74).
Posting Komentar