Kesehatan/Menopause merupakan suatu proses fisiologi yang ditandai dengan berhentinya siklus haid secara menetap pada akhir masa subur wanita. Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone dan 17-estradiol dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang.
Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause.
Monopause adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh semua wanita. Sebagian wanita dapat melewati menopause tanpa mengalami gejala yang tidak menyenangkan, namun sebagian lagi harus mengalami gejala yang cukup membuat tidak nyaman. Gejala menopause yang dialami para wanita menjelang menopause merupakan akibat dari berkurangnya hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron. Gejala-gejala yang dialami seorang wanita menjelang menopause.
1. Perubahan siklus menstruasi
Anda mungkin akan mengalami perubahan siklus menstruasi. Jumlah darah yang keluar saat menstruasi juga mungkin akan lebih banyak, lebih sedikit, atau mungkin hanya berupa flek atau spotting. Durasi menstruasi Anda juga mungkin menjadi lebih singkat.
Jika Anda tidak mengalami menstruasi pada waktu yang seharusnya, pastikan Anda sudah menyingkirkan kemungkinan hamil. Jika Anda tidak hamil, tidak mengalami menstruasi sesuai jadwal mungkin dapat menjadi penanda dimulainya masa menopause Anda. Jika Anda mengalami spotting setelah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, Anda mungkin harus berkonsultasi pada dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius seperti kanker.
2. Hot flashes
Hot flashes merupakan kondisi di mana Anda mengalami sensasi panas, baik di bagian atas tubuh Anda atau bahkan seluruhnya. Wajah dan leher Anda mungkin dapat menjadi merah dan Anda mungkin akan menjadi berkeringat. Intensitas hot flash dapat bervariasi mulai dari ringan hingga kuat, bahkan sampai mengganggu tidur. Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit. Sebagian besar wanita mengalami kondisi ini selama satu hingga dua tahun setelah menstruasi terakhir mereka. Hot flash mungkin akan terus berlanjut setelah menopause, namun seiring dengan berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin jarang dialami. Konsultasikan kepada dokter Anda jika gejala yang Anda alami sangat mengganggu aktivitas.
3. Rasa kering di vagina dan nyeri saat berhubungan
Berkurangnya produksi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kelembapan lapisan tipis yang melapisi dinding vagina. Gejala yang Anda alami dapat berupa rasa gatal atau panas di bagian mulut vagina. Kekeringan di daerah vagina ini dapat menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim. Untuk mengatasinya, Anda dapat mencoba pelumas berbahan dasar air, atau pelembap vagina. Berkonsultasilah pada dokter apabila Anda masih merasa tidak nyaman.
4. Insomnia atau kesulitan tidur
Selama menopause Anda dapat mengalami masalah untuk tidur atau mempertahankan tidur Anda. Anda mungkin bangun lebih pagi dari biasanya dan memiliki kesulitan untuk tidur kembali. Untuk mendapat istirahat yang cukup, cobalah berbagai teknik relaksasi dan pernapasan. Anda juga dapat berolahraga pada siang hari agar Anda cukup lelah untuk tidur pada malam harinya. Hindari membuka ponsel atau komputer Anda sebelum tidur karena cahaya biru dari gadget dapat menyebabkan Anda sulit tidur. Mandi, membaca, atau mendengarkan lagu pelan mungkin dapat membantu Anda agar lebih rileks. Cobalah untuk tidur pada waktu yang sama setiap malam dan hindari makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi tidur seperti coklat, kafein, atau alkohol.
5. Masalah saluran kemih
Kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil merupakan hal yang wajar dialami oleh wanita menjelang menopause. Anda mungkin mengalami keinginan untuk buang air kecil walaupun kandung kemih Anda belum penuh. Anda juga mungkin mengalami nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena selama menopause, jaringan di vagina dan saluran kemih Anda kehilangan elastisitasnya. Selain itu, otot-otot yang mengelilingi pelvis Anda juga melemah. Untuk menghadapinya, Anda dapat minum air putih lebih sering, hindari minuman beralkohol, dan lakukan latihan kegel untuk memperkuat otot pelvis Anda.
Penurunan kadar estrogen dalam tubuh juga dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa wanita dapat menjadi lebih sering mengalami infeksi saluran kencing pada masa ini. Jika Anda mengalami keinginan berkemih yang sering, atau mengalami sensasi panas saat berkemih, Anda mungkin harus berkonsultasi pada dokter.
6. Penurunan gairah seksual
Penurunan kadar estrogen dapat memperlambat reaksi orgasme, memperlambat reaksi klitoris, dan menyebabkan keringnya vagina. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan menurunannya gairah seksual. Anda dapat berkonsultasi pada dokter jika penurunan gairah Anda disebabkan oleh masalah lain seperti rasa nyeri saat berhubungan.
7. Gangguan suasana hati (mood)
Perubahan produksi hormon dapat mempengaruhi suasana hati wanita yang sedang menghadapi menopause. Beberapa wanita mengalami gangguan seperti cepat marah, depresi, dan suasana hati yang mudah berubah. Penting bagi Anda untuk tahu bahwa perubahan hormon dapat mempengaruhi otak Anda, dan kondisi Anda ini sangat wajar untuk dialami.
8. Perubahan kulit dan rambut
Seiring dengan bertambahnya usia, penurunan jaringan lemak dapat membuat kulit Anda lebih kering dan tipis. Berkurangnya estrogen juga dapat membuat rambut Anda lebih rapuh dan kering. Hindari penggunaan produk perawatan rambut dengan bahan kimia yang terlalu kuat, karena dapat memperparah kerusakan rambut.
Pada menopause, penatalaksanaan dilakukan secara individual dengan terapi penggantian estrogen untuk menurunkan insiden fraktur dalam oesteofuratik, mencegah atau memulihkan atrofi genetalia, dan perubahan dinding uretra, menghilangkan hot flush, mungkin juga untuk mengurangi penyakit osteosklerotik koroner. Terapi pengganti estrogen tidak dapat diberikan pada wanita dengan riwayat tumor payudara, uterus, ginjal yang penyebabnya tidak diketahui.
Estrogen dan suatu progesterone diberi secara siklik guna meniru siklus endometrium dan mencegah hiperplasia endometrium. Dapat juga diberikan dengan obat-obat suplemen seperti vitamin-vitamin dan mineral serta pengaturan diet.
Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause.
Monopause adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh semua wanita. Sebagian wanita dapat melewati menopause tanpa mengalami gejala yang tidak menyenangkan, namun sebagian lagi harus mengalami gejala yang cukup membuat tidak nyaman. Gejala menopause yang dialami para wanita menjelang menopause merupakan akibat dari berkurangnya hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron. Gejala-gejala yang dialami seorang wanita menjelang menopause.
1. Perubahan siklus menstruasi
Anda mungkin akan mengalami perubahan siklus menstruasi. Jumlah darah yang keluar saat menstruasi juga mungkin akan lebih banyak, lebih sedikit, atau mungkin hanya berupa flek atau spotting. Durasi menstruasi Anda juga mungkin menjadi lebih singkat.
Jika Anda tidak mengalami menstruasi pada waktu yang seharusnya, pastikan Anda sudah menyingkirkan kemungkinan hamil. Jika Anda tidak hamil, tidak mengalami menstruasi sesuai jadwal mungkin dapat menjadi penanda dimulainya masa menopause Anda. Jika Anda mengalami spotting setelah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, Anda mungkin harus berkonsultasi pada dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius seperti kanker.
2. Hot flashes
Hot flashes merupakan kondisi di mana Anda mengalami sensasi panas, baik di bagian atas tubuh Anda atau bahkan seluruhnya. Wajah dan leher Anda mungkin dapat menjadi merah dan Anda mungkin akan menjadi berkeringat. Intensitas hot flash dapat bervariasi mulai dari ringan hingga kuat, bahkan sampai mengganggu tidur. Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit. Sebagian besar wanita mengalami kondisi ini selama satu hingga dua tahun setelah menstruasi terakhir mereka. Hot flash mungkin akan terus berlanjut setelah menopause, namun seiring dengan berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin jarang dialami. Konsultasikan kepada dokter Anda jika gejala yang Anda alami sangat mengganggu aktivitas.
3. Rasa kering di vagina dan nyeri saat berhubungan
Berkurangnya produksi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kelembapan lapisan tipis yang melapisi dinding vagina. Gejala yang Anda alami dapat berupa rasa gatal atau panas di bagian mulut vagina. Kekeringan di daerah vagina ini dapat menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim. Untuk mengatasinya, Anda dapat mencoba pelumas berbahan dasar air, atau pelembap vagina. Berkonsultasilah pada dokter apabila Anda masih merasa tidak nyaman.
4. Insomnia atau kesulitan tidur
Selama menopause Anda dapat mengalami masalah untuk tidur atau mempertahankan tidur Anda. Anda mungkin bangun lebih pagi dari biasanya dan memiliki kesulitan untuk tidur kembali. Untuk mendapat istirahat yang cukup, cobalah berbagai teknik relaksasi dan pernapasan. Anda juga dapat berolahraga pada siang hari agar Anda cukup lelah untuk tidur pada malam harinya. Hindari membuka ponsel atau komputer Anda sebelum tidur karena cahaya biru dari gadget dapat menyebabkan Anda sulit tidur. Mandi, membaca, atau mendengarkan lagu pelan mungkin dapat membantu Anda agar lebih rileks. Cobalah untuk tidur pada waktu yang sama setiap malam dan hindari makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi tidur seperti coklat, kafein, atau alkohol.
5. Masalah saluran kemih
Kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil merupakan hal yang wajar dialami oleh wanita menjelang menopause. Anda mungkin mengalami keinginan untuk buang air kecil walaupun kandung kemih Anda belum penuh. Anda juga mungkin mengalami nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena selama menopause, jaringan di vagina dan saluran kemih Anda kehilangan elastisitasnya. Selain itu, otot-otot yang mengelilingi pelvis Anda juga melemah. Untuk menghadapinya, Anda dapat minum air putih lebih sering, hindari minuman beralkohol, dan lakukan latihan kegel untuk memperkuat otot pelvis Anda.
Penurunan kadar estrogen dalam tubuh juga dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa wanita dapat menjadi lebih sering mengalami infeksi saluran kencing pada masa ini. Jika Anda mengalami keinginan berkemih yang sering, atau mengalami sensasi panas saat berkemih, Anda mungkin harus berkonsultasi pada dokter.
6. Penurunan gairah seksual
Penurunan kadar estrogen dapat memperlambat reaksi orgasme, memperlambat reaksi klitoris, dan menyebabkan keringnya vagina. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan menurunannya gairah seksual. Anda dapat berkonsultasi pada dokter jika penurunan gairah Anda disebabkan oleh masalah lain seperti rasa nyeri saat berhubungan.
7. Gangguan suasana hati (mood)
Perubahan produksi hormon dapat mempengaruhi suasana hati wanita yang sedang menghadapi menopause. Beberapa wanita mengalami gangguan seperti cepat marah, depresi, dan suasana hati yang mudah berubah. Penting bagi Anda untuk tahu bahwa perubahan hormon dapat mempengaruhi otak Anda, dan kondisi Anda ini sangat wajar untuk dialami.
8. Perubahan kulit dan rambut
Seiring dengan bertambahnya usia, penurunan jaringan lemak dapat membuat kulit Anda lebih kering dan tipis. Berkurangnya estrogen juga dapat membuat rambut Anda lebih rapuh dan kering. Hindari penggunaan produk perawatan rambut dengan bahan kimia yang terlalu kuat, karena dapat memperparah kerusakan rambut.
Pada menopause, penatalaksanaan dilakukan secara individual dengan terapi penggantian estrogen untuk menurunkan insiden fraktur dalam oesteofuratik, mencegah atau memulihkan atrofi genetalia, dan perubahan dinding uretra, menghilangkan hot flush, mungkin juga untuk mengurangi penyakit osteosklerotik koroner. Terapi pengganti estrogen tidak dapat diberikan pada wanita dengan riwayat tumor payudara, uterus, ginjal yang penyebabnya tidak diketahui.
Estrogen dan suatu progesterone diberi secara siklik guna meniru siklus endometrium dan mencegah hiperplasia endometrium. Dapat juga diberikan dengan obat-obat suplemen seperti vitamin-vitamin dan mineral serta pengaturan diet.
Posting Komentar