Akbarpost/Estrogen sebagai kontrasepsi bekerja dengan jalan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus -hipofisis -ovarium, menghambat perjalanan ovum atau implantasi. Sedangkan progesteron bekerja dengan cara membuat lendir serviks lebih kental, hingga penetrasi dan transportasi sperma menjadi sulit, menghambat kapasitas sperma, perjalanan ovum dalam tuba, implantasi, dan menghambat ovulasi melalui hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Jenis – jenis Kontrasepsi Hormonal :
Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil pascasanggama (morning after pil). Yang umum digunakan ialah pil kombinasi antara estrogen dan progesteron. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya diberikan pada Ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan).
Yang Boleh Menggunakan Minipil
• Usia reproduksi
• Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
• Menginginkan suau metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
• Pascapersalinan dan tidak menyusui
• Pascakeguguran
• Perokok segala usia
• Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah.
• Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
• Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
• Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat).
• Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
• Sering lupa menggunakan pil.
• Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus.
• Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.
Cara Kerja Minipil
• Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks diovarium (tidak begitu kuat)
• Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
• Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
• Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
• Usia reproduksi
• Telah meliki anak atau belum memiliki anak
• Gemuk atau kurus
• Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
• Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak emmberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut.
• Pascakeguguran.
• Anemia karena haid berlebihan
• Nyeri haid hebat
• Siklus haid tidak teratur
• Riwayat kehamilan ektopik
• Kalainan payudara jinak
• Kensing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf
• Penakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
• Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
• Varises vena.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi
• Hamil atau dicurigai hamil
• Menyusui eksklusif
• Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
• Penyakit hati akut (hepatitis)
• Perokok dengan usia . 35 tahun
• Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah . 180/110 mmHg
• Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis . 20 tahun.
• Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
• Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
• Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
Cara kerja
• Menekan ovulasi
• Mencegah implantasi
• Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalu oleh sperma
• Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
Cara Menggunakan Pil Kombiansi
Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus-menerus atau sesuai hari didalam bungkus. Sebaiknya pil diminum dalam waktu kurang lebih sama tiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding, lalu pil bungkus ke-2 diminum mulai hari ke-5 perdarahan tersebut. Jika tidak terjadi withdrawal bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 dari setelah pil bungkus pertama habis.
Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus tiap malam. Tujuh pil terakhir mengandung zat besi atau gula.
Jika akseptor lupa minum satu pil, pil tersebut hendaknya diminum esok pagi dan pil untuk hari itu diminum seperti biasa. Jika 2 pil berturut-turut, dapat diminum 2 pil esok hari dan 2 pil lusanya. Selanjutnya dianjurkan memakai kontrasepsi lain selama sisa hari siklus yang bersangkutan, juga 2 minggu saat akseptor baru mulai menggunakan pil.
Suntik
Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progestin seperti Depo Provera, Depo Geston, Depo Progestin, Noristerat, dan golongan progestin dengan campuran estrogen propionat, seperti Cyclo Provera (Cyclofem).
Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai hari ke-5 pascapersalinan, segera setelah keguguran, atau interval pada lima hari pertama haid. Hormon disuntikan secara intramuskular dalam didaerah gluterus maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap dua bulan dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.
Jenis – jenis Kontrasepsi Hormonal :
Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil pascasanggama (morning after pil). Yang umum digunakan ialah pil kombinasi antara estrogen dan progesteron. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya diberikan pada Ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan).
Yang Boleh Menggunakan Minipil
• Usia reproduksi
• Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
• Menginginkan suau metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
• Pascapersalinan dan tidak menyusui
• Pascakeguguran
• Perokok segala usia
• Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah.
• Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
• Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
• Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat).
• Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
• Sering lupa menggunakan pil.
• Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus.
• Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.
Cara Kerja Minipil
• Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks diovarium (tidak begitu kuat)
• Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
• Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
• Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
• Usia reproduksi
• Telah meliki anak atau belum memiliki anak
• Gemuk atau kurus
• Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
• Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak emmberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut.
• Pascakeguguran.
• Anemia karena haid berlebihan
• Nyeri haid hebat
• Siklus haid tidak teratur
• Riwayat kehamilan ektopik
• Kalainan payudara jinak
• Kensing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf
• Penakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
• Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
• Varises vena.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi
• Hamil atau dicurigai hamil
• Menyusui eksklusif
• Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
• Penyakit hati akut (hepatitis)
• Perokok dengan usia . 35 tahun
• Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah . 180/110 mmHg
• Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis . 20 tahun.
• Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
• Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
• Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
Cara kerja
• Menekan ovulasi
• Mencegah implantasi
• Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalu oleh sperma
• Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
Cara Menggunakan Pil Kombiansi
Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus-menerus atau sesuai hari didalam bungkus. Sebaiknya pil diminum dalam waktu kurang lebih sama tiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding, lalu pil bungkus ke-2 diminum mulai hari ke-5 perdarahan tersebut. Jika tidak terjadi withdrawal bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 dari setelah pil bungkus pertama habis.
Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus tiap malam. Tujuh pil terakhir mengandung zat besi atau gula.
Jika akseptor lupa minum satu pil, pil tersebut hendaknya diminum esok pagi dan pil untuk hari itu diminum seperti biasa. Jika 2 pil berturut-turut, dapat diminum 2 pil esok hari dan 2 pil lusanya. Selanjutnya dianjurkan memakai kontrasepsi lain selama sisa hari siklus yang bersangkutan, juga 2 minggu saat akseptor baru mulai menggunakan pil.
Suntik
Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progestin seperti Depo Provera, Depo Geston, Depo Progestin, Noristerat, dan golongan progestin dengan campuran estrogen propionat, seperti Cyclo Provera (Cyclofem).
Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai hari ke-5 pascapersalinan, segera setelah keguguran, atau interval pada lima hari pertama haid. Hormon disuntikan secara intramuskular dalam didaerah gluterus maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap dua bulan dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.
Posting Komentar